5. Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam |
Tulisan-tulisan
yang terkait dengan hal-hal kegaiban, kebatinan dan spiritual tidak dimaksudkan
untuk menyimpang dari ajaran agama apapun dan tidak perlu dipertentangkan
dengan agama apapun, dan tidak ada maksud untuk meninggikan atau merendahkan agama tertentu, karena agama adalah bersifat pribadi bagi yang percaya
dan mengimaninya, tetapi di dalamnya ada pengungkapan fakta dan pesan-pesan moral untuk
menambah kebijaksanaan manusia dalam memahami agama dan untuk hidup berkeagamaan yang lebih baik dan menambah kesadaran manusia akan perilaku berbudi pekerti sebagai dasar dari akhlak mulia.
Dalam memahami hal-hal gaib dan mahluk halus, keilmuan gaib, kebatinan dan spiritual, ketuhanan dan keagamaan
dan karya-karya luhur bangsa kita dibutuhkan
kearifan dan netralitas yang tinggi, karena mengandung nilai kawruh yang
sangat tinggi. Jika belum matang dalam beragama maka akan muncul
sentimen agama dan keAkuan agama. Tiada
maksud lain dari kami kecuali hanya ingin mengungkapkan fakta dan
membedah
warisan leluhur dengan pendekatan spiritual dan pengungkapan fakta
sepanjang
pengetahuan yang kami miliki. Pengungkapan fakta-fakta itu dimaksudkan
supaya kita mempunyai pengetahuan yang benar tentang isi tulisan ini
sesuai dengan tema tulisannya, sebagiannya juga bermanfaat untuk yang
sudah mempelajari jenis keilmuan ini untuk bahan memperdalam dan
meningkatkan kualitas keilmuannya.
-----------------
Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam adalah
suatu jenis ilmu / kemampuan untuk melakukan suatu perbuatan yang tidak
sewajarnya, yang melebihi kemampuan manusia biasa, perbuatan-perbuatan
yang ajaib, sering juga disebut sebagai Ilmu Supranatural / Metafisika, karena menyangkut hal-hal yang tidak tampak oleh mata manusia biasa dan di luar kewajaran, tetapi sering
juga disamakan dengan Ilmu Kebatinan, karena banyak berisi
mantra-mantra dan amalan-amalan gaib atau adanya laku prihatin dan puasa
seperti dalam ilmu kebatinan.
Ilmu
gaib adalah suatu ilmu untuk menciptakan perbuatan gaib yang berasal dari kekuatan sugesti pada amalan-amalan, doa dan
mantra. Ilmu-ilmu dalam ilmu gaib dapat sama dengan ilmu tenaga dalam, kebatinan, dan spiritual
dalam praktek penggunaannya, tetapi dalam pengamalan ilmu ini tidak diutamakan penggunaan potensi diri, karena sumber
kekuatan kegaibannya bisa berasal dari mana saja. Bisa dari diri sendiri, bisa
juga dari gaib lain. Kadangkala di dalamnya juga ada mantra-mantra / amalan-amalan gaib, puasa,
tirakatan, dsb, seperti dalam ilmu kebatinan, sehingga seringkali ilmu gaib dianggap sama dengan ilmu kebatinan, walaupun sebenarnya berbeda.
Tujuan dalam
mempelajari ilmu gaib penekanannya adalah pada hasil yang ingin
dicapai, yaitu untuk keberhasilan menguasai dan mempraktekkan ilmu-ilmu gaib tertentu, bukan mengoptimalkan
potensi diri atau mengolah kebatinan, juga dalam pembelajarannya tidak
diperlukan filosofi-filosofi kebatinan untuk membentuk kerohanian /
kebatinan pelakunya.
Ilmu Khodam adalah ilmu gaib yang menggunakan jasa kegaiban sesosok mahluk gaib sebagai khodam ilmu (jin,
kuntilanak, gondoruwo, dsb) dalam pengamalan kegaiban ilmunya. Dilakukan dengan cara mengucapkan mantra atau
amalan-amalan tertentu atau dengan berkomunikasi langsung dengan mahluk gaibnya. Jadi yang membedakan ilmu khodam dengan ilmu-ilmu lain adalah pada penggunaan jasa gaib lain sebagai sumber kekuatan ilmunya (menggunakan khodam ilmu / prewangan). Kadangkala
untuk memperoleh ilmu khodam tertentu, seseorang juga harus menjalankan
laku tirakat dan berpuasa yang mirip dengan yang dilakukan dalam olah
kebatinan, sehingga kedua jenis ilmu itu seringkali dianggap sama.
Seseorang
yang menguasai ilmu gaib berkhodam seringkali tidak mengetahui bahwa
keilmuan gaibnya adalah menggunakan jasa mahluk halus / prewangan,
karena sepengetahuannya ilmunya adalah ilmu gaib kebatinan. Seseorang
yang menurunkan suatu ilmu khodam juga seringkali tidak menyatakan bahwa
keilmuan gaibnya adalah menggunakan jasa suatu mahluk halus. Karena itu
seseorang yang mempelajari atau diberi suatu ilmu gaib seringkali tidak
menyadari adanya penggunaan jasa mahluk halus ini, karena hanya
menjalankan saja amalannya, atau laku tirakat dan puasanya, sesuai
syarat ilmunya.
Seseorang
yang menguasai ilmu gaib berkhodam, sekalipun dapat menggerakkan mahluk
gaib tertentu untuk melakukan suatu perbuatan gaib, belum tentu orang
itu mampu juga melihat gaib, seringkali malah tidak tahu mahluk gaib apa
yang melakukan perbuatan gaib itu, karena dia hanya melakukannya dengan
membacakan amalan ilmu gaibnya. Begitu juga dengan orang yang memiliki
khodam ilmu atau khodam pendamping, belum tentu orang itu mampu melihat
dan mengenal sosok gaibnya itu (bahkan seringkali juga tidak menyadari
keberadaannya).
Khodam adalah
istilah untuk sesosok mahluk halus yang bisa dimintai bantuannya oleh
manusia. Jenis mahluk halusnya bisa dari jenis apa saja, bisa dari jenis
jin, kuntilanak, gondoruwo, sukma manusia, dsb, bisa juga berasal dari
khodam jimat atau pusaka, bisa menjadi khodam ilmu / pendamping, atau
pun dipanggil / dihadirkan (ilmu hadiran) untuk diperintah melakukan
perbuatan gaib tertentu.
Bedanya khodam dengan mahluk halus
lain adalah suatu mahluk halus disebut khodam bila mahluk halus tersebut
bisa dimintai bantuannya (diperintah) oleh seseorang untuk melakukan suatu perbuatan
gaib tertentu.
Dan
suatu benda disebut berkhodam jika mahluk halus yang berdiam di
dalamnya bisa dimintai bantuannya (diperintah) untuk
melakukan suatu perbuatan gaib tertentu atau bendanya memberikan tuah
kegaiban
tertentu bagi pemakainya. Jadi jika mahluk gaib di dalamnya tidak bisa
diperintah atau bendanya tidak memberikan tuah gaib tertentu bagi
pemiliknya, maka benda itu tidak bisa disebut benda berkhodam, hanya
benda biasa saja yang berpenghuni gaib, dan juga tidak bisa menjadi
jimat atau pusaka bagi seseorang.
Bagi
mereka yang mempelajari atau diberi
ilmu-ilmu gaib, sudah umum bila mereka berkaitan dengan mahluk gaib, ada
penyatuan
secara langsung maupun tidak langsung, antara dirinya dengan gaibnya,
disadari ataupun tidak. Mahluk gaib itu bisa mendampinginya sebagai
khodam pendamping,
atau didatangkan (dihadirkan) untuk diperintah melaksanakan tujuan dari
ilmu gaibnya, seperti untuk
keselamatan gaib, kekuatan / kesaktian, pelet, santet, guna-guna,
pengasihan, penglaris
dagangan, dsb. Jenis-jenis ilmu inilah yang biasa disebut sebagai ilmu
khodam, yaitu
yang menggunakan jasa gaib lain sebagai kekuatan ilmunya. Secara langsung ataupun tidak langsung, disadari ataupun tidak, orang itu menyatu dengan
roh tersebut dan kekuatan ilmunya menjadi sebanding dengan penyatuannya dengan roh itu.
Tingkat kemanjuran
ilmunya tergantung pada tingkat penyatuan seseorang dengan khodamnya dan tingkat kemampuan mengsugesti khodamnya.
Kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan kemampuan sugesti seseorang pada ilmunya dan kekuatan gaib khodamnya itu sendiri.
Budaya Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam
Dunia keilmuan gaib terbagi dalam 2 penggolongan besar, yaitu keilmuan
yang berlatar belakang pengolahan potensi diri (kebatinan / spiritual,
tenaga dalam, kekuatan pikiran seperti hipnotis, dsb) dan yang murni
bersifat ilmu gaib dan ilmu khodam.
Keilmuan gaib (perbuatan-perbuatan ajaib) bisa
dilakukan oleh siapa saja, bukan hanya praktisi ilmu gaib dan yang
memiliki khodam ilmu mahluk
halus, tetapi juga para praktisi tenaga dalam, kebatinan dan spiritual
(dalam hal ini kekuatan gaibnya berasal dari tenaga dalam dan sukma
mereka sendiri).
Ilmu
gaib dan ilmu khodam sudah banyak digunakan di berbagai belahan dunia,
bukan hanya di Indonesia, tapi juga di tanah Arab, Afrika, Eropa, Asia
dan Amerika (Indian) dalam berbagai bentuk keilmuan gaib / perdukunan
sesuai pemahaman masyarakatnya masing-masing.
Pada
jaman dulu, di tanah Arab, Afrika dan Eropa, ilmu gaib dan ilmu khodam
sering disebut sebagai ilmu sihir, tenung dan nujum. Ilmu-ilmu dalam
ilmu gaib dan ilmu khodam dalam prakteknya memang terbagi dalam 3
kelompok besar keilmuan tersebut. Sedangkan di tempat-tempat lain, ilmu
gaib dan ilmu khodam dikonotasikan sebagai ilmu-ilmu perdukunan.
Ilmu Sihir adalah
keilmuan gaib yang terkait dengan kegaiban dan perbuatan-perbuatan
gaib. Pengertian ilmu sihir bersifat luas dan sebagiannya juga merupakan
ilmu tenung dan nujum. Dalam prakteknya ilmu ini biasa digunakan untuk
menciptakan kekuatan tubuh dan kesaktian gaib, menggerakkan benda-benda
dengan tanpa disentuh, menghipnotis / menguasai pikiran dan tubuh
seseorang untuk maksud tertentu, mengelabui penglihatan / pikiran
seseorang (ilusi, halusinasi dan halimunan), dan perbuatan-perbuatan
ajaib seperti sulap. Ilmu sihir ini sering disebut sebagai ilmu magic, karena berhubungan dengan perbuatan-perbuatan gaib / ajaib di mata umum.
Di
dunia Arab dulu, konotasi ilmu sihir adalah untuk tujuan yang tidak
baik, sehingga sering disebut ilmu black magic (ilmu sihir jahat),
sedangkan di Eropa, selain ada yang digunakan untuk tujuan yang tidak
baik (black magic), ada juga ilmu sihir yang digunakan untuk tujuan
kebaikan, misalnya untuk menyembuhkan orang sakit, menangkal serangan
gaib atau untuk mengusir gangguan roh-roh jahat, sehingga disebut ilmu
white magic (ilmu sihir yang baik).
Di
Eropa, walaupun ada, tetapi ilmu sihir tidak selalu digunakan terhadap
orang lain untuk tujuan negatif. Dalam beberapa hal ilmu sihir juga
digunakan sebagai kemampuan ketrampilan untuk pertunjukkan seperti
sulap, sehingga ilmu itu disebut ilmu magic (sulap) dan pelakunya
disebut magician (pesulap).
Di
Eropa, seiring dengan perkembangan peradaban dan agama, banyak pelaku
ilmu sihir yang dikucilkan atau dihakimi massa (dibunuh), karena dituduh
sebagai orang yang melakukan perbuatan-perbuatan jahat (tenung)
terhadap orang lain.
Ilmu Tenung adalah ilmu gaib yang
digunakan untuk tujuan negatif, yaitu untuk menguasai pikiran /
kesadaran orang lain atau untuk menyakiti / membunuh orang lain dengan
cara gaib. Pada masa sekarang ilmu tenung ini sering disebut sebagai
ilmu guna-guna, pelet, teluh dan santet. Ilmu tenung ini disebut
sebagai ilmu black magic (ilmu sihir jahat).
Dalam
ilmu sihir dan ilmu tenung ada kesamaan dalam perbuatan yang dilakukan
terhadap seseorang, seperti membuat seseorang tersihir / berhalusinasi,
berilusi, terhipnotis / digendam, lupa diri, lupa ingatan, dipelet, dsb.
Pada ilmu sihir perbuatan-perbuatan itu dilakukan secara langsung
berhadapan dengan si manusia, sedangkan pada ilmu tenung
perbuatan-perbuatan itu dilakukan di belakangnya (dilakukan jarak jauh).
Ilmu Nujum adalah
ilmu gaib yang digunakan untuk peramalan-peramalan atau untuk
terawangan gaib. Dalam prakteknya ilmu ini biasa digunakan untuk meramal
masa depan atau meramal kehidupan seseorang, dilakukan dengan cara
penglihatan gaib atau dengan menggunakan alat-alat bantu seperti bola
kristal, pendulum, kartu bergambar, papan ramalan atau alat-alat seperti
dalam permainan jaelangkung. Ilmu itu juga biasa digunakan untuk
terawangan, untuk melihat suatu lokasi di tempat yang jauh atau untuk
melihat atau mencari keberadaan seseorang di tempat lain.
Sebelum lahirnya agama Islam, di tanah Arab keilmuan gaib sangat membudaya. Selain kondisi moralitas kehidupan manusia jaman itu yang mayoritas rendah sekali (seperti kondisi moralitas masyarakat kota Sodom dan Gomora yang dibinasakan Allah), ilmu sihir atau ilmu gaib juga biasa digunakan di masyarakat untuk tujuan yang tidak baik, semua orang memuja dewa-dewanya sendiri, dan masing-masing bangsa menciptakan sendiri dewa-dewa yang lebih "hebat" daripada dewa-dewa bangsa lain, sehingga kondisi moralitas manusia pada masa itu benar-benar disebut jaman kegelapan.
Keilmuan
gaib
juga digunakan dalam ketentaraan, salah satunya digunakan untuk
membentuk pasukan khusus yang patuh luar biasa kepada tuannya (karena
dihipnotis / digendam), tubuhnya kuat dan tidak merasakan sakit ketika
dikenai senjata lawan. Ketika kerajaan-kerajaan di Arab menyerang
kerajaan lain, ilmu gaib / sihir juga
digunakan untuk melumpuhkan kekuatan atau psikologis tentara lawan,
sehingga bila satu kerajaan Arab berperang melawan kerajaan Arab yang
lain, maka
yang terjadi bukan hanya perang ketentaraan, tapi juga perang ilmu
gaib.
Ilmu gaib dan khodam dari tanah Arab terkenal sekali sampai ke Eropa dan Afrika, biasa disebut sebagai ilmu sihir, tenung dan nujum. Dan terkenal juga pada masa itu bahwa ilmu gaib Arab hanya bisa dikalahkan oleh kekuatan Tuhan, seperti dalam kisah Nabi Musa yang berhadapan dengan ahli-ahli sihir Firaun Mesir. Pada masa itu tanah Israel sangat terkenal, selain karena daerahnya adalah yang paling subur dibandingkan tanah Arab lain, sehingga menjadi rebutan bangsa-bangsa, batas-batas wilayahnya juga tidak bisa ditembus oleh ilmu sihir Arab. Pada masa itu sangat terkenal bahwa Allah sebagai "Dewa"- nya bangsa Israel adalah kekuatan yang tidak terlawan oleh kekuatan dewa-dewa bangsa manapun, dan terkenal juga bahwa selama bangsa Israel patuh kepada Tuhan dan Nabi-Nabi mereka, kekuatan Allah melindungi bangsa Israel, sehingga tidak ada satu pun kerajaan besar Arab pada masa itu yang dapat menaklukan kerajaan kecil Israel.
Tuhan-nya
Israel dipuja oleh banyak
bangsa, bukan hanya oleh penganut agama Israel, Nasrani, dan Islam,
tetapi juga oleh bangsa-bangsa di Afrika dan Eropa (Yunani / Romawi),
yang
juga menyediakan kuil khusus untuk menyembahNya dengan menyebutNya
sebagai "Dewa yang tidak kami kenal
namaNya". Bangsa Israel sebenarnya adalah juga bangsa Arab, karena
Nabi Abraham sebagai nenek moyang mereka adalah juga orang Arab.
Tetapi setelah Nabi Abraham diperintahkan Allah keluar dari
lingkungan keluarga mereka untuk tinggal di tanah Israel sebagai tanah
yang dijanjikan Allah untuknya dan untuk keturunannya, keturunan Nabi
Abraham membentuk sebuah bangsa baru yang terpisah dari bangsa Arab
lain.
Keilmuan gaib dari India dan Hindu hampir sama, tetapi yang dari India
lebih luas ragamnya karena berlatar belakang budaya keilmuan yang tidak semuanya
berlatar belakang agama Hindu, tapi juga
berlatar belakang sama, yaitu
kepercayaan kepada dewa-dewa dan mahluk halus lainnya. Tetapi disana
kebanyakan ilmu gaib dan khodam bersifat kombinasi dengan tenaga dalam
(prana / kundalini), dan kebatinan / spiritual, sehingga kadar
kekuatannya jauh lebih tinggi dibandingkan keilmuan dari daerah lain. Mereka
juga mengenal gaib-gaib tingkat tinggi, sehingga bisa mempunyai khodam
ilmu kelas atas,
juga jimat dan pusaka berkesaktian tinggi.
Di negara India
dan sekitarnya, yang hingga saat ini masih tetap merupakan wilayah dengan
budaya kebatinan dan spiritual nomor 1 tertinggi di dunia, ada banyak ajaran tentang ilmu gaib dan ilmu khodam (penyatuan
manusia
dengan roh lain sebagai sumber kesaktian). Penyatuan yang paling tinggi
antara manusia dengan roh lain adalah berupa penitisan
Dewa ke dalam diri seseorang, seperti penitisan Dewa Wisnu ke dalam diri Prabu Kresna (Dewa Wisnu juga pernah menitis ke dalam diri Prabu Airlangga, raja kerajaan Kediri, dan Prabu Siliwangi, raja kerajaan
Pajajaran).
Penitisan
ini menghasilkan kesaktian dan kewaskitaan yang luar biasa, bahkan
sejak si manusia tersebut masih kecil dan belum belajar ilmu kesaktian.
Penitisan ini tidak termasuk sebagai ilmu khodam, tetapi dasar kekuatan
ilmunya sama, yaitu roh gaib lain. Manusia yang bersangkutan disebut
'Manusia Titisan Dewa'.
Yang berlatar belakang agama Budha kebanyakan bersifat kombinasi tenaga
dalam, kebatinan dan spiritual, yang diolah dengan tata cara meditasi seperti yang
diajarkan dalam agama Budha. Dalam meditasi mereka, mantra-mantra
dibacakan / diwirid dengan bunyi intonasi khusus yang bisa membuka dan
mengaktifkan cakra-cakra tubuh. Nada-nada intonasi tersebut juga dapat
digunakan untuk menyerang mahluk halus dan menembus pagaran gaib lawan. Keilmuan gaib mereka
biasanya tidak ditujukan untuk menyerang atau menyakiti, karena
didasarkan pada ajaran cinta kasih Budha, tetapi bersifat menangkal,
menenggelamkan / menghapuskan keampuhan ilmu gaib lawan.
Ilmu gaib dan khodam di tanah Jawa (termasuk Sunda) awalnya banyak
berdasarkan pada kekuatan kebatinan dan spiritual asli masyarakat setempat,
tetapi dalam perkembangannya juga banyak mengadaptasi keilmuan yang
berlatar belakang agama Hindu dan Budha sebagai agama masyarakat pada
masa itu. Setelah berkembangnya agama Islam di tanah Jawa, muncul banyak
keilmuan gaib yang mantranya berbahasa Arab, dan keilmuan asli setempat
banyak yang dibelokkan menjadi bernuansa agama Islam (disebut keilmuan
Sunda Islam dan Islam kejawen) yang malah menjadikan kekuatan gaibnya menurun
karena sugestinya dirubah, menjadi tidak asli lagi seperti saat pertama
ilmu itu diciptakan.
Keilmuan gaib Arab bersifat murni sebagai ilmu gaib dan ilmu khodam dan variasi ilmunya banyak sekali, tetapi kekuatannya tidak setinggi keilmuan gaib yang asli Jawa atau Sunda atau yang dari India, Hindu atau Budha, karena tidak dilandasi kekuatan kebatinan / spiritual yang tinggi, hanya mengandalkan kekuatan sugesti mantra / amalan gaib. Di Eropa dan Afrika juga banyak digunakan ilmu gaib, tetapi kadar kekuatannya masih di bawah ilmu sihir Arab dan variasi ilmunya tidak sebanyak ilmu sihir Arab. Kekuatan ilmu gaib yang murni bersifat ilmu gaib, secara rata-rata sama, tetapi pada prakteknya kekuatannya tergantung pada kekuatan sugesti dan kekuatan khodam masing-masing penggunanya. Banyaknya variasi / koleksi ilmu seringkali menjadi ukuran kehebatan keilmuan seseorang dibandingkan orang lain. Kekuatan ilmu gaib yang murni bersifat ilmu gaib (mengandalkan kekuatan sugesti dan khodam) biasanya secara umum kekuatan ilmunya jauh lebih rendah dibandingkan kekuatan ilmu yang didasari kekuatan kebatinan / spiritual, apalagi bila orang itu juga berkhodam.
Di
Indonesia, terutama di Jawa, sehubungan dengan penyebaran agama Islam,
istilah ilmu sihir, tenung dan nujum sudah disingkirkan dan dianggap
sesat, dan digantikan dengan ilmu gaib dan ilmu khodam bernuansa Islam
yang dianggap halal (tetapi istilah ilmu gaib dan ilmu khodam pun
seringkali ditutup-tutupi karena ada yang menganggap haram, sehingga
istilahnya disamarkan dan disamakan dengan ilmu kebatinan rohani /
karomah). Penggunaan mahluk halus sebagai khodam ilmu pun dibagi dalam 2
pengertian, yaitu mahluk halus umum (disebut jin kafir) yang dianggap
haram penggunaannya dan mahluk halus yang sudah di-Islamkan (jin Islam)
yang sering dianggap halal.
Dalam hubungannya dengan budaya Islam di Jawa, aliran keilmuan gaib terbagi dalam 3 aliran besar, yaitu Aliran Kejawen, Aliran Hikmah dan Aliran Islam Kejawen.
Keilmuan
gaib dalam Aliran Kejawen masih menggunakan amalan-amalan yang asli
berbahasa Jawa, sebagiannya merupakan ilmu-ilmu tua yang masih asli dan
diturunkan secara turun-temurun menjadi ilmu keluarga. Namun kadar kekuatannya sudah tidak lagi sekuat ilmu aslinya karena dalam
menekuninya tidak lagi berdasarkan kebatinan jawa dan sudah tidak lagi
dilakukan cara-cara berat yang sama dengan aslinya dulu, misalnya laku
puasanya tidak lagi puasa ngebleng, tetapi hanya puasa biasa saja dari
subuh sampai mahgrib atau hanya puasa berpantang makanan tertentu saja.
Keilmuan
gaib dalam Aliran Hikmah banyak berkembang di kalangan pesantren dan
perguruan-perguruan silat berlatar belakang agama Islam dengan ciri
khas doa / amalan ilmu berbahasa Arab (kebanyakan diambil dari
ayat-ayat Al-Quran). Keilmuan ini didasarkan pada penghayatan ketuhanan dalam agama Islam.
Keilmuan gaib aliran
Islam Kejawen adalah ilmu gaib kejawen yang dilakukan oleh penganut
agama Islam, yang dalam prakteknya ilmu gaib kejawen itu sudah
ditambahkan dengan basmalah dan kalimat syahadat (supaya terkesan
bernuansa agama Islam dan tidak dibilang sesat), yang seringkali
menyebabkan kekuatan gaibnya menurun menjadi tinggal sepertiganya saja
(karena sugestinya dirubah). Misalnya amalan gaib kejawen yang awalan
pembukanya aslinya berbunyi Hong ........ , kemudian diganti dengan Bismillah ........... , atau yang aslinya menyebut Kakang Kawah Adi Ari-ari ........ , kemudian diganti dengan kalimat syahadat.
Dalam
hubungannya dengan budaya Islam, terutama di Jawa, ilmu-ilmu gaib, ilmu
gaib kejawen dan
ilmu-ilmu kebatinan seringkali dikatakan sesat / musryk / syirik, dan
dikonotasikan sebagai ilmu-ilmu perdukunan atau disamakan dengan
budaya animisme / dinamisme. Di sisi lain, semua keilmuan gaib yang
dilakukan oleh tokoh-tokoh agama Islam dianggap sebagai
karomah, dan ilmu-ilmu gaib yang menggunakan amalan-amalan bernuansa
agama Islam sering disebut sebagai "Ilmu Allah" (namun ada pihak-pihak
yang mengkritisi istilah tersebut, apakah ilmu itu diajarkan oleh Allah
?, apakah Allah menggunakan ilmu gaib untuk menciptakan kegaiban ? ).
Ilmu gaib dan berkhodam dalam aliran kejawen
dan aliran Islam kejawen, cara mendapatkannya dan dalam penggunaannya
banyak yang masih mengikuti budaya lama, yaitu masih harus dilakukan
dengan cara berpuasa, menyepi, tirakat, sesaji kembang, tumpengan, dsb. Ilmu gaib dan berkhodam dalam aliran
Islam lebih praktis, seringkali hanya perlu puasa ringan dan mewirid
amalan gaibnya saja (walaupun harus berjam-jam melakukannya), ada juga
yang hanya perlu membaca syahadat saja untuk mendapatkannya dan
menggunakan sesaji minyak arab dalam penggunaannya.
Di Arab Saudi, negara kiblat agama Islam, keberadaan
ilmu-ilmu gaib sudah tidak kelihatan lagi sehubungan dengan adanya larangan penggunaannya dalam agama mereka, tetapi di
negara-negara Arab lain ilmu-ilmu tersebut masih berkembang dan masih banyak digunakan.
Justru ilmu-ilmu itulah yang sering dijadikan alat untuk menarik
pengikut, sehingga kemudian berkembang suatu pandangan (sampai
sekarang), bahwa seorang tokoh agama akan terkenal
atau dianggap istimewa (memiliki karomah) jika orang itu menguasai
keilmuan gaib atau kesaktian gaib. Jika tidak, maka orang itu akan dianggap biasa saja, tidak ada keistimewaannya.
Karakteristik Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam
Ilmu Kanuragan dan Tenaga Dalam, Ilmu Kebatinan, Ilmu Spiritual, Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam adalah
sesuatu yang berdiri sendiri-sendiri dan memiliki kekuatannya sendiri-sendiri,
tetapi bisa juga merupakan satu rangkaian kesatuan ilmu. Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam sifatnya luas, bukan saja bisa bersifat kebatinan dan
spiritual, atau tenaga dalam, tetapi juga bisa melingkupi semua aspek dalam kehidupan manusia. Pada
praktek yang umum, ilmu tenaga dalam, ilmu kebatinan dan ilmu spiritual seringkali tidak dapat dipisahkan
dari ilmu gaib dan ilmu khodam, justru banyak yang melengkapinya dengan
ilmu gaib dan ilmu khodam karena akan menghasilkan kekuatan yang lebih
besar daripada sebelumnya yang sendiri-sendiri.
Ada
juga perguruan tenaga dalam
yang mengolah pernafasan yang dikombinasikan dengan
amalan-amalan ilmu gaib kesaktian. Biasanya dalam prakteknya hasilnya
lebih kuat
dibandingkan pelatihan tenaga dalam yang tidak menggunakan amalan gaib,
tetapi
seringkali kekuatan asli tenaga dalam orang yang bersangkutan tidak
seberapa, yang lebih kuat adalah sugesti amalan gaibnya (bahkan sebenarnya dengan hanya mengandalkan sugesti ilmu gaib dan ilmu khodam
saja mereka sudah bisa melakukan perbuatan-perbuatan yang sama dengan perbuatan tenaga dalam, tidak perlu melatih tenaga dalam lagi).
Ada pembedaan antara ilmu sejati dengan ilmu yang menggunakan jasa mahluk gaib (khodam jin, dsb) dalam penggunaannya. Ilmu Tenaga Dalam, Kebatinan dan Spiritual, sejatinya menggunakan
potensi kekuatan dari diri sendiri, yaitu kekuatan tenaga dalam, kekuatan batin
dan kekuatan
spiritual manusia sendiri. Sedangkan ilmu
khodam menggunakan bantuan kekuatan dari mahluk gaib lain (khodam ilmu atau
prewangan). Ilmu yang menggunakan kekuatan dari diri sendiri adalah yang
disebut ilmu
sejati, sedangkan yang menggunakan bantuan kekuatan lain disebut ilmu
pinjaman, karena kekuatan ilmunya meminjam kekuatan gaib lain.
Sebenarnya, ilmu gaib dan ilmu khodam adalah juga bagian dari ilmu kebatinan. Dalam mengamalkan ilmu-ilmu tersebut juga digunakan kekuatan batin untuk mengsugesti amalan-amalan gaib dan mengsugesti kegaiban khodamnya. Tetapi biasanya tujuan orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam adalah
murni untuk keberhasilan menguasai dan mempraktekkan keilmuan tersebut,
bukan menjadi bagian dari olah kebatinan atau spiritual.
Tujuan utama orang-orang yang menekuni kebatinan adalah murni untuk penghayatan kebatinan, bukan untuk tujuan keilmuan gaib, tetapi kegaiban sukma mereka sebagai efek dari penghayatan kebatinan itu juga bisa digunakan untuk tujuan keilmuan
gaib. Di antara mereka juga ada yang berkecimpung di bidang keilmuan
kesaktian. Mereka juga menekuni olah kanuragan, tenaga dalam, dsb, dan
setelah kegaiban sukma mereka disatukan dalam keilmuan kesaktian mereka,
menyebabkan kekuatan keilmuan mereka menjadi tinggi. Kekuatan keilmuan
gaib pada orang-orang tersebut terutama adalah berasal dari kegaiban
sukma mereka, ditambah olah kanuragan, tenaga dalam, dan kekuatan
sugesti keilmuan gaib dan khodam.
Sedangkan tujuan orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam biasanya adalah murni untuk keberhasilan menguasai / mempraktekkan keilmuannya tersebut, bukan dalam rangka penghayatan kebatinan dan spiritual. Sekalipun dalam pembelajarannya berlatar belakang kerohanian atau pun agama, tetapi kekuatan keilmuan gaib mereka terutama hanya dari kekuatan sugesti mereka pada amalan-amalan gaib dan kekuatan mereka mengsugesti kegaiban khodamnya.
Walaupun para praktisi ilmu gaib dan ilmu khodam seringkali menyebut
ilmu mereka sebagai ilmu batin atau ilmu kebatinan, tetapi karena adanya
perbedaan-perbedaan dasar di atas, maka dalam tulisan ini dilakukan
pembedaan antara keilmuan yang berdasarkan kebatinan dan spiritual
dengan yang murni bersifat ilmu gaib dan ilmu khodam. Sekalipun dilakukan pembedaan, perbedaan ilmu gaib dan ilmu khodam dengan ilmu kebatinan sangat tipis, karena semuanya berhubungan dengan
kegaiban, dan di dalamnya juga ada mantra-mantra atau
amalan-amalan gaib, puasa dan tirakat, sehingga pengertian dan istilah kebatinan, spiritual, ilmu gaib dan ilmu khodam seringkali dianggap
sama, walaupun sifat dasar keilmuannya berbeda.
Tetapi
ada satu hal pokok yang menyebabkan keilmuan kebatinan berbeda dengan
yang murni berupa ilmu gaib dan ilmu khodam, yaitu :
Pada
orang-orang yang menekuni kebatinan, sugesti kebatinan mereka lebih
ditujukan "ke dalam" (ke dalam batin sendiri), berupa penghayatan
kebatinan yang juga menyentuh relung batin yang paling dalam, jiwanya,
sukmanya, sehingga proses laku mereka "membangunkan" inner power,
yaitu kekuatan dari batin, jiwa, sukma. Dan kekuatan kegaiban sukma
mereka jelas berbeda dibandingkan orang-orang lain yang tidak
menekuni kebatinan.
Sedangkan orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam,
sugesti kebatinan mereka lebih banyak ditujukan "ke luar", yaitu difokuskan
untuk keberhasilan mempraktekkan / mengsugesti amalan-amalan ilmu gaib dan mengsugesti kegaiban
khodam mereka,
sehingga tidak membangun apa yang ada "di dalam", yaitu kekuatan dari
batin, jiwa, sukma. Walaupun proses laku mereka itu juga menambah kekuatan sukma mereka, tetapi tidak banyak.
Karena
adanya perbedaan pokok di atas itulah, maka sekalipun para praktisi
ilmu gaib dan ilmu khodam seringkali menyebut keilmuan mereka sebagai
ilmu batin / kebatinan, tetapi fakta-fakta di bawah ini akan membuktikan
apakah keilmuan mereka benar merupakan ilmu batin / kebatinan.
Jika tidak
mempunyai amalan ilmunya, atau tidak membacakan amalan ilmunya, atau
lupa dengan amalan ilmunya, orang-orang yang menekuni penghayatan
kebatinan tetap dapat melakukan keilmuan gaib dengan mengandalkan
kemampuan mengsugesti
kegaiban batin / sukma mereka (kekuatan niat dan kehendak). Sedangkan
para praktisi ilmu gaib, kekuatan ilmunya ada pada kekuatan sugesti
amalan ilmu dan mantra, sehingga tanpa amalan ilmu atau lupa dengan amalan ilmunya seringkali mereka tidak
mampu berbuat apa-apa (apa yang harus disugestikan kalau tidak punya atau lupa pada bunyi mantranya). Namun praktisi ilmu khodam (dan yang mempunyai
khodam pendamping), tanpa amalan ilmu atau lupa pada mantranya, kemampuan gaibnya tergantung
pada khodamnya itu apakah akan tetap berinisiatif bertindak walaupun tidak dibacakan amalan ilmunya. Jika khodamnya itu tidak berbuat apa-apa, maka mereka juga tidak mampu berbuat apa-apa.
Ilmu-ilmu
dalam ilmu kebatinan dapat sama dengan ilmu-ilmu dalam ilmu gaib dan
ilmu khodam. Bedanya adalah pada sumber kekuatan ilmunya. Kegaiban yang
dihasilkan dalam ilmu kebatinan berasal dari kegaiban sukmanya, ditambah
dengan amalan-amalan, doa dan mantra sebagai sugesti yang menghasilkan
kegaiban ilmu-ilmu kebatinan. Seandainya pun mereka memiliki khodam
pendamping atau khodam ilmu, keberadaannya hanya sebagai penambah
kekuatan ilmunya, kegaiban yang utama tetap berasal dari kekuatan
kebatinannya.
Sedangkan
kegaiban dari ilmu gaib dan ilmu khodam berasal dari kekuatan sugesti
pada amalan-amalan, doa dan mantra, atau kekuatan kegaiban khodam ilmu
saja, bukan dari kekuatan kebatinannya dan tidak didasarkan pada olah batin / sukma. Jenis laku prihatin, puasa dan tirakatnya pun berbeda antara yang dilakukan oleh orang-orang yang menekuni olah kebatinan dengan yang dilakukan oleh orang-orang yang menekuni olah ilmu gaib dan ilmu khodam (baca : Laku Prihatin dan Tirakat).
Dalam mengamalkan suatu amalan gaib, minimal ada 2 macam pendekatan sugesti dalam melakukannya :
Yang pertama adalah sugesti ilmu gaib dan ilmu khodam. Dengan model pendekatan ini sugesti ditekankan pada bentuk dan bunyi amalan gaibnya, sehingga kalau amalan gaibnya salah, atau membacanya salah bunyinya, seringkali kegaibannya tidak bekerja, atau sekalipun bekerja, biasanya tidak besar kegaibannya. Yang kedua adalah sugesti kebatinan. Dengan model pendekatan ini sugestinya bersifat "ke dalam", yaitu ke dalam batin kita, sukma kita, atau kepada sosok-sosok gaib tertentu (khodam) yang menjadi tujuan amalan gaib kita. Dengan cara ini akan terjadi kontak rasa dan kontak batin antara kebatinan kita dengan sosok-sosok tersebut, sehingga walaupun bunyi amalan gaibnya salah atau salah membaca amalannya, selama kita bisa bersugesti batin seperti itu, bisa kontak rasa dan batin, maka kegaibannya akan tetap bekerja, karena mereka mengerti maksud dan tujuan sugesti kita. Karena itu untuk amalan keilmuan yang bersifat kejawen sebaiknya dilakukan dengan sugesti kebatinan, dan adanya kembangan-kembangan dalam amalan gaibnya akan memperkaya sugesti kebatinan kita.
Ilmu-ilmu dalam ilmu gaib dan ilmu khodam dapat sama dengan ilmu-ilmu dalam ilmu kebatinan. Bedanya adalah pada sumber kekuatan ilmunya.
Kegaiban yang dihasilkan dalam ilmu kebatinan berasal dari kekuatan sukmanya, ditambah dengan amalan-amalan, doa dan mantra sebagai sugesti
yang menghasilkan kegaiban ilmu-ilmu kebatinan. Seandainya pun memiliki
khodam pendamping atau khodam ilmu, keberadaan mereka hanya sebagai
penambah kekuatan ilmunya, kegaiban yang utama tetap berasal dari
kekuatan kebatinannya.
Salah
satu kelebihan dalam olah kebatinan adalah adanya tahapan olah rasa dan
sugesti, sehingga seseorang yang sudah menguasai ilmu rasa dan sugesti,
maka dia akan dapat dengan mudah mengsugesti batinnya, dan membentuk /
menyelaraskan sukmanya sesuai penghayatan pada ilmunya, walaupun tidak
hapal dengan bunyi mantranya. Dalam olah ilmu gaib dan ilmu khodam juga
ada olah rasa dan sugesti, terutama ditujukan dalam rasa ketika
mengsugesti suatu amalan ilmu gaib.
Pada orang-orang kebatinan, untuk
memperkuat keilmuannya, orang tersebut harus
memperdalam penghayatan dan kekuatan kebatinannya dan
meningkatkan kepekaan rasa dan kemampuan sugestinya pada bentuk-bentuk
keilmuan. Kekuatan sukmanya akan sejalan dengan kemampuannya mengsugesti
sukmanya untuk menyatu dalam penghayatan kebatinannya. Untuk maksud itu
para penganut kebatinan akan banyak melakukan perenungan-perenungan,
laku tirakat dan puasa, menyepi, semadi, bahkan tapa brata.
Pada orang-orang kebatinan, secara kebatinan, seseorang tidak
membutuhkan banyak amalan ilmu, tidak perlu mengkoleksi banyak amalan
ilmu, karena yang paling utama adalah kemampuannya mengsugesti sukmanya dan pemahaman /
penghayatan pada suatu bentuk keilmuan, tidak harus hapal bunyi
mantranya, tetapi harus tahu isi / sifat bentuk dan tujuan keilmuannya. Mereka juga akan dengan mudah menciptakan
ilmu-ilmu baru sesuai pemahaman dari ilham yang didapatnya. Dan bila
menemukan /
menerima suatu amalan ilmu baru, mereka akan dapat dengan seketika mengamalkannya sesuai
tingkat kemampuannya mengsugesti sukmanya, walaupun tidak menerima transfer energi atau khodam.
Sedangkan pada orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam, kegaiban keilmuannya berasal dari kekuatan sugesti pada amalan-amalan gaib, doa dan mantra, atau kekuatan mengsugesti kegaiban khodam ilmunya saja, bukan dari kekuatan kebatinannya, dan tidak didasarkan pada olah batin / sukma. Pada saat mengamalkan ilmunya, orang-orang itu harus hapal dengan bacaan mantra / amalan ilmunya.
Karena
bersifat ilmu gaib dan ilmu khodam, mantra-mantra hanya akan
bekerja
dengan baik pada orang-orang yang
mempunyai kekuatan sugesti pada amalannya, atau yang telah menerima
khodam ilmunya atau transfer energi (diijazahkan). Bagi yang ingin
belajar
sendiri, belajar jarak jauh, yang masih kurang kuat sugesti pada
amalannya, dan
belum menerima transfer energi atau belum menerima khodam ilmunya,
dengan
usahanya sendiri membaca / mewirid suatu amalan ilmu biasanya tidak akan
banyak berguna.
Sekalipun ada kegaiban setelah membacanya, biasanya tidak besar
kekuatannya. Karena itu untuk keberhasilannya penganut
ilmu gaib dan ilmu khodam akan banyak bergantung pada guru yang memberi
ilmu, dan untuk menambah
keilmuannya mereka akan berusaha belajar kepada banyak guru dan
mengkoleksi banyak amalan ilmu.
Dalam
mengamalkan suatu amalan ilmu, misalnya amalan ilmu untuk kekuatan,
pada seseorang yang menganut ilmu kebatinan, setelah ilmu tersebut
diturunkan kepadanya, dalam penggunaannya orang tersebut masih harus
menghayati isi dan
arti amalan tersebut untuk menyelaraskan / mengsugesti batinnya
supaya sukmanya dapat melakukan apa yang tersugesti dalam
amalan ilmu tersebut. Kekuatan ilmunya tergantung pada
kekuatan sukmanya dan penghayatan / sugesti dirinya dalam mengamalkan
ilmu tersebut.
Karena
bersifat kebatinan, maka dalam mengamalkannya seseorang harus
menghayati isi dan
arti amalan ilmu tersebut untuk menyelaraskan / mengsugesti batinnya
supaya sukmanya dapat melakukan sesuai yang tersugesti dalam
amalan ilmu tersebut. Kekuatan ilmunya tergantung pada
kekuatan sukmanya dan
penghayatan / sugesti dirinya dalam mengamalkan
ilmu tersebut. Jadi yang utama harus dimiliki adalah kekuatan sukma dan
kemampuan sugesti untuk menggerakkan kekuatan sukmanya
menjalankan suatu ilmu. Ilmu itu akan bekerja sesuai penghayatan /
sugesti seseorang pada jenis ilmunya, walaupun tidak hapal dengan bacaan
mantra / amalan ilmunya. Dan sugesti ilmu itu perlu dilatih secara
berkala supaya
ketajaman / keselarasan sukmanya dengan ilmunya itu tidak melemah.
Amalan
tersebut di atas (amalan ilmu yang sama), bila dilakukan oleh
orang-orang yang
menganut ilmu gaib dan ilmu khodam, setelah ilmu tersebut diturunkan
kepadanya, maka orang tersebut hanya perlu keyakinan
/ sugesti bahwa kapan
saja ilmu itu diamalkan, ilmu itu akan bekerja. Orang
tersebut tidak mengandalkan kekuatan sukmanya, karena yang bekerja
adalah kekuatan sugesti pada amalan / mantra dan khodamnya, bukan
kekuatan sukmanya, hanya perlu mengsugesti dirinya bahwa ilmu itu akan
bekerja kapan saja amalannya diamalkan. Kekuatan ilmunya tergantung pada
kekuatan sugestinya dan penyatuan dengan khodamnya. Dalam
hal ini penerapan ilmu gaib dan ilmu khodam memiliki
kelebihan kepraktisan dalam penggunaannya dibandingkan ilmu kebatinan,
tetapi pada saat mengamalkannya, orang tersebut harus hapal dengan
bacaan mantra / amalan ilmunya.
Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam pada masa sekarang lebih mudah mendapatkannya
dan seringkali tidak perlu didapatkan dengan cara berpuasa, laku prihatin, tirakat,
dsb. Bahkan banyak yang menekuninya sebagai jalan pintas, karena prosesnya lebih mudah, tidak perlu puasa,
tirakatan, dsb, dan seringkali hanya dilakukan melalui proses pengisian ilmu / transfer khodam dan energi, dan instan !, hanya perlu baca amalannya saja
sudah langsung bisa dipraktekkan. Bahkan untuk memperoleh tenaga dalam tidak lagi
perlu berlama-lama melakukan olah nafas. Dengan ilmu gaib atau ilmu khodam, seringkali
cukup hanya dengan diminumkan air putih yang sudah diberi amalan tertentu
seseorang sudah langsung bisa mempraktekkan ilmu tersebut (pembangkitan seketika). Instan! Langsung bisa dipraktekkan,
bisa membuat orang mental, tubuh kebal senjata tajam, bisa mematahkan besi, dsb.
Tujuan dari dilakukannya pembedaan antara ilmu-ilmu kebatinan dengan
yang asli ilmu gaib dan ilmu khodam adalah supaya kita dapat dengan
benar membedakan pengertiannya, mengetahui sisi spiritualnya, dan
mengetahui cara-cara untuk mengembangkannya atau untuk meningkatkan kualitas
keilmuannya sesuai jenis keilmuan masing-masing yang digeluti.
Kelebihan
ilmu kebatinan dan spiritual terhadap yang murni sebagai ilmu gaib dan
ilmu khodam terutama adalah pada kekuatan gaib batin dan sukma mereka
yang biasanya jauh melebihi kekuatan gaib ilmu gaib dan ilmu khodam.
Kegaiban batin dan sukma mereka juga menyebabkan mereka tidak bergantung
pada adanya sosok khodam ilmu, karena kegaiban batin dan sukma mereka
sendiri sudah menjadi "khodam" bagi mereka. Kelebihan lainnya adalah
pada kemampuan olah rasa dan sugesti untuk menggerakkan kekuatan gaib
batin dan sukma mereka untuk melakukan banyak kegaiban seperti dalam
ilmu-ilmu gaib dan khodam. Kombinasi dari kekuatan kegaiban batin dan
sukma mereka dan kemampuan olah rasa dan sugesti dapat mengantarkan
mereka menjadi orang-orang yang linuwih dan waskita, mengerti kegaiban hidup dan kegaiban alam.
Sedangkan
kelemahan ilmu kebatinan dan spiritual terhadap yang murni sebagai ilmu
gaib dan ilmu khodam terutama adalah pada usaha yang lebih berat dalam
mempelajari dan menekuninya, yang menyebabkan orang-orang menjadi tidak
tertarik untuk menjalaninya. Kelemahan lainnya adalah kurangnya variasi
dalam keilmuan gaib mereka dibandingkan yang dipelajari dalam ilmu gaib
dan ilmu khodam, karena tujuan utama mereka biasanya bukan untuk
mempraktekkan keilmuan gaib / khodam, tetapi untuk penghayatan kebatinan
dan spiritual.
Kelebihan
dari yang murni
sebagai ilmu gaib dan ilmu khodam terhadap ilmu kebatinan dan spiritual
terutama adalah pada usaha yang lebih ringan dalam mempelajari dan
menekuninya, yang menyebabkan orang-orang
menjadi lebih tertarik untuk menjalaninya. Kelebihan lainnya adalah pada
banyaknya variasi dalam keilmuan gaib mereka (banyaknya variasi
amalan-amalan dan mantra) dan hasilnya bisa langsung dipraktekkan dan
dipertunjukkan, karena tujuan mereka
memang untuk keberhasilan menguasai dan mempraktekkan keilmuan gaib /
khodam.
Sedangkan
kelemahan utama ilmu gaib dan ilmu khodam terhadap ilmu kebatinan dan
spiritual terutama adalah pada kekuatan ilmunya yang jauh lebih rendah
(pada ilmu yang sejenis). Walaupun variasi ilmunya banyak, tetapi karena
kekuatannya lebih rendah, biasanya kekuatan keilmuan mereka dapat
dengan mudah dilunturkan keampuhannya (dan seringkali tidak dapat
digunakan untuk menyerang orang-orang kebatinan dan spiritual).
Masing-masing
jenis keilmuan mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri.
Segala bentuk keilmuan batin / gaib akan sangat bergantung pada sumber
kekuatan ilmunya dan perbendaharaan jenis ilmu. Untuk dapat menguasai suatu keilmuan secara sempurna
dengan daya kekuatan yang tinggi seseorang juga harus mengenal sumber
kekuatan keilmuannya, meningkatkan kekuatan ilmunya dan melengkapi
kekurangannya.
Kemampuan
untuk mengsugesti batin / sukma, kemampuan untuk bersugesti pada amalan
gaib, dan kemampuan mengsugesti kegaiban khodamnya adalah hal-hal pokok
yang harus dikuasai dalam keilmuan batin / gaib. Tetapi untuk
meningkatkan kekuatan keilmuannya, jangan hanya berfokus pada praktek
sugesti amalan ilmu gaib saja, sumber kekuatan ilmunya harus juga
diketahui dan harus ditingkatkan kualitasnya supaya kekuatan keilmuannya
menjadi tinggi.
Orang-orang
yang menekuni ilmu gaib atau ilmu batin yang kegaibannya
berdasarkan pada kekuatan batin / sukma (kebatinan dan spiritual), untuk
meningkatkan kekuatan ilmunya, orang tersebut harus meningkatkan
kekuatan batin / sukmanya dan penghayatan pada ilmunya, supaya ketika
disugestikan untuk keilmuan tertentu, kekuatan ilmunya tinggi, dan
menambah perbendaharaan jenis-jenis keilmuan gaib (menambah pengetahuan
pada jenis-jenis ilmu dan amalan ilmu).
Orang-orang
yang menekuni ilmu gaib atau ilmu batin yang kegaibannya berdasarkan pada kekuatan
roh pancer dan sedulur papat, harus meningkatkan kekuatan dan ketajaman batin / sukma dan meningkatkan
penyatuannya dengan kekuatan roh sedulur papatnya, supaya ketika
disugestikan untuk keilmuan tertentu, kekuatan ilmunya tinggi.
Orang-orang
yang
menekuni keilmuan gaib yang kegaibannya berdasarkan pada kekuatan
sugesti amalan gaib atau mantra, harus meningkatkan kekuatan sugestinya (
/ konsentrasi), meningkatkan kekuatan kebatinannya, atau mencari mantra
/ amalan ilmu gaib yang lebih tinggi kekuatannya.
Orang-orang
yang
menekuni keilmuan gaib yang kegaibannya berdasarkan pada kekuatan
khodam ilmu, harus meningkatkan kekuatan khodamnya (mencari sosok gaib
lain
yang lebih tinggi kekuatan gaibnya) dan meningkatkan kemampuan
mengsugesti khodam ilmunya itu, atau mencari mantra / amalan gaib yang
lebih tinggi kadar kekuatannya, supaya ketika disugestikan untuk
keilmuan gaib tertentu, kekuatan ilmunya tinggi.
Seringkali
kemampuan seseorang dalam ilmu gaib dan ilmu khodam menjadi suatu
kebanggaan, menjadikan seseorang merasa hebat dan sakti, merasa mampu
melakukan apa saja dengan ilmunya itu, dan seringkali keilmuan itu juga
dipertunjukkan kepada orang lain, terutama kepada orang-orang awam.
Tetapi jarang ada manusia yang memiliki khodam ilmu atau khodam pendamping yang
berkesaktian tinggi,
karena kebanyakan orang belum sampai ilmunya untuk mengenal sosok gaib yang
berkesaktian tinggi, karena semakin tinggi kesaktian sesosok mahluk halus
biasanya juga semakin sulit untuk dilihat dan semakin sulit dideteksi keberadaannya. Karena itulah contoh gaib
seperti Ibu Kanjeng Ratu Kidul
sangat diagung-agungkan orang sebagai tokoh sakti dari alam gaib,
padahal di alam gaib
banyak sekali mahluk halus yang kesaktiannya berlipat-lipat di atas
beliau yang Ibu Kanjeng Ratu Kidul
sendiri pun harus berhati-hati dan menghindarinya. Itulah juga sebabnya para Wali dulu di Jawa, ilmu gaib dan ilmu
khodamnya
tidak dapat digunakan untuk berhadapan dengan orang-orang sakti tanah Jawa.
Kebanyakan
orang yang memiliki ilmu khodam tidak mempermasalahkan tentang
kesaktian khodamnya itu, karena keberadaan khodam itu hanya dikhususkan
untuk pelaksanaan ilmu tertentu saja. Yang dianggap penting adalah
khodam itu bekerja
sesuai tujuan keberadaannya (pelaksanaan ilmu), tidak masalah khodam itu
sakti atau tidak. Khodam itu akan dianggap ampuh jika ilmunya
bekerja, sebaliknya suatu ilmu dan kodamnya pasti tidak akan dianggap
ampuh
jika ilmunya itu tidak bekerja.
Dalam praktek adu ilmu, contohnya adalah praktek yang biasa
dilakukan dalam penanganan pengobatan santet / teluh dan pembersihan gaib. Biasanya suatu ilmu gaib dilawan dengan
ilmu gaib lain yang setanding atau yang lebih tinggi. Ilmu pelet dilawan dengan
ilmu penangkal pelet yang lebih tinggi. Ilmu teluh dilawan dengan ilmu
penangkal teluh yang lebih tinggi. Amalan gaib dilawan dengan amalan
gaib. Ajian dilawan dengan ajian. Mantra dilawan dengan mantra. Metode ini mengharuskan seseorang
untuk mengkoleksi banyak ilmu yang tinggi-tinggi dan berguru kepada banyak guru.
Bagaimana kalau tidak punya ilmu penangkal yang lebih tinggi ? Kemana lagi harus berguru ? Sampai kapan harus terus berguru ? Bagaimana kalau kemudian ilmu orang yang dilawannya itu berbalik menyerang dirinya ? Akan lebih baik jika metode tersebut diganti. Ilmu tidak dilawan dengan ilmu. Ajian tidak dilawan dengan ajian. Mantra tidak dilawan dengan mantra. Metodenya diganti menjadi melawannya dengan kekuatan gaib atau khodam yang lebih tinggi. Dengan cara ini kita membersihkan ilmu lawan dengan kekuatan gaib / khodam yang lebih tinggi. Tidak peduli seberapa tinggi ilmu lawan, atau sekalipun ilmunya berlapis-lapis, bisa disapu bersih dengan kekuatan gaib / khodam yang lebih tinggi. Dengan cara ini kita tidak membutuhkan banyak amalan, mantra dan ajian atau berguru kepada banyak guru. Yang kita butuhkan hanyalah satu amalan ilmu dan satu kekuatan gaib / khodam yang kuat untuk menyapu bersih ilmu lawan. Dan kekuatan gaib / khodam ini bisa melindungi kita, sehingga tidak diserang balik oleh ilmu lawan, dan khodam itu bisa kita gunakan juga untuk banyak keperluan. Hanya diperlukan tambahan usaha untuk mendapatkan kekuatan gaib / khodam yang kuat.
Khodam
yang sakti diperlukan terutama untuk dimiliki oleh orang-orang yang
sering
mengadu ilmu, adu kesaktian, atau yang sering mempertunjukkan
keilmuannya, yang sering pamer kesaktian, terutama di hadapan
orang-orang awam, bisa ini bisa itu, bisa menundukkan ini bisa
menundukkan
itu, dsb. Khodam yang sakti diperlukan supaya ilmunya tidak mudah
luntur ketika
berhadapan atau ketika sedang berada di lingkungan gaib atau di
lingkungan orang-orang
berkhodam. Khodam yang sakti juga diperlukan untuk ilmu atau amalan
gaib yang berfungsi untuk penjagaan gaib atau untuk pengobatan dan untuk
mengusir roh-roh halus yang mengganggu (pembersihan gaib), karena
khodamnya itu harus berhadapan dengan sosok-sosok halus lain.
Perlu diperhatikan, ada orang-orang tertentu yang bukan hanya memiliki ilmu berkhodam, tapi juga menguasai ilmu perkhodaman. Bagi mereka mudah saja melunturkan atau menghapuskan keilmuan seseorang dengan mengirimkan khodam yang lebih kuat atau memerintahkan khodam seseorang untuk pergi menghilang. Jadi dalam kasus ini bukan lagi adu ilmu, tapi terutama adalah adu khodam. Tapi untungnya, mereka biasanya memiliki kearifan yang tinggi, tidak mudah terpancing untuk pamer ilmu atau mengganggu / menghilangkan ilmu orang lain. Jadi bagi yang hanya bisa main ilmu, atau khodamnya kurang kuat, maka ketika ada orang lain yang bukan bermaksud adu ilmu, tapi menyerang khodamnya, maka khodam yang lemah akan kalah sehingga ilmunya tidak lagi mempunyai kekuatan gaib (apalagi bila orang itu hanya bisa memainkan ilmu, tapi tidak bisa memainkan khodamnya). Misalnya saja ada orang yang memiliki ilmu gaib / khodam untuk kekebalan, maka ketika kegaiban / khodam- nya itu diserang dan kalah, maka kekuatan ilmu kebalnya akan hilang. Jadi bukan ilmu kebalnya yang diserang dengan ilmu pukulan yang lebih kuat, tetapi kegaiban ilmunya yang dihilangkan. Begitu juga seseorang yang mempunyai ilmu khodam kesaktian pukulan. Ketika khodamnya itu dikalahkan atau bisa diperintahkan untuk pergi, maka kekuatan kesaktian pukulan orang itu akan hilang, hanya akan menjadi pukulan biasa yang hanya mengandalkan kekuatan fisik saja. Begitu juga bila kekuatan tenaga dalam seseorang dihilangkan, maka orang itu akan kehilangan tenaga dalamnya, menjadi seperti orang yang belum pernah belajar ilmu tenaga dalam. Atau khodam seseorang untuk pengasihan dan kerejekian (yang biasanya kekuatannya lemah), jika bisa ditundukkan, maka khodam itu bisa diperintahkan untuk pergi, atau bisa juga dibalik fungsinya, yang semula untuk pengasihan dan kerejekian, dibalik menjadi menutup jalan kerejekian dan membuat orangnya dijauhi dan dibenci oleh orang lain. Itulah juga sebabnya seringkali dalam pertunjukkan debus atau sulap, dsb, kerap kali pemimpinnya berkata kepada para penonton supaya tidak mengganggu, karena mereka tidak bermaksud pamer atau unjuk kesaktian, tapi hanya sekedar menyajikan atraksi hiburan. Walaupun mungkin mereka juga memiliki kemampuan untuk melawan gangguan gaib, tetapi mereka sengaja merendahkan hati supaya atraksi mereka tidak diganggu.
Mereka yang tidak suka pamer ilmu biasanya tidak memiliki musuh,
tidak memancing orang lain untuk bereaksi negatif, malahan
mendatangkan rasa hormat orang lain yang datang untuk meminta
pertolongan.
Orang-orang yang berilmu khodam, kebanyakan khodamnya kelasnya
rendah,
karena mereka tidak mengenal dan tidak mampu mendatangkan sosok gaib
berkesaktian
tinggi. Biasanya juga mereka tidak berfokus pada kekuatan khodamnya, tetapi
pada
amalan ilmunya dan keberhasilan mempraktekkan ilmunya. Selain itu juga
jarang ada orang yang mampu mengukur kesaktian mahluk gaib. Tetapi jika
mereka mampu mengukur kesaktian mahluk gaib dan mampu mengenal mahluk gaib berkesaktian tinggi, mungkin
mereka juga
dapat mendatangkannya
sebagai khodamnya, seperti Begawan Abiyasa yang khodamnya adalah
bangsa jin yang kesaktiannya setingkat buto (1000 kali kesaktian Ibu
Ratu
Kidul).
Ilmu gaib dan ilmu khodam sebaiknya jangan disombongkan di hadapan seseorang yang menekuni kebatinan dan spiritual. Orang-orang yang menekuni kebatinan dan spiritual, terutama kebatinan yang bersifat kesejatian diri, akan mengandalkan kekuatan dari dirinya sendiri, bukan dari gaib lain, sehingga akan menempa diri untuk bisa memiliki kekuatan dan kemampuan, menyelaraskan kebatinannya dengan penghayatan ke-maha-kuasa-an Tuhan, dan seringkali kekuatan keilmuan mereka menjadi jauh di atas kekuatan ilmu-ilmu gaib dan khodam kebanyakan orang yang menyelaraskan diri dengan roh-roh dan kegaiban duniawi. Selain diri mereka sendiri diliputi oleh suatu kegaiban yang tidak dapat ditembus oleh ilmu gaib, kegaiban mereka pun dapat menenggelamkan (menghapuskan) keampuhan ilmu gaib dan ilmu khodam (ilmu sihir dan guna-guna) dan berbagai macam bentuk serangan gaib.
Khodam Ilmu
adalah suatu sosok mahluk halus, bisa dari jenis apa saja, yang tujuan
keberadaannya khusus untuk melaksanakan ilmu gaib seseorang. Sosok
mahluk halus itu bisa mendampingi si manusia (menjadi khodam
pendamping) atau dipanggil / dihadirkan (ilmu hadiran) untuk diperintah
melaksanakan perbuatan gaib tertentu.
Khodam pendamping adalah
khodam dari suatu ilmu gaib atau sosok mahluk halus lain yang datang kepada
seseorang dan menyertainya (mendampingi dan seringkali juga membantunya
sehari-hari, sehingga keinginan-keinginan atau doa-doanya dan perkataannya menjadi
terwujud).
Selain yang merupakan
khodam ilmu dan khodam dari leluhur,
khodam pendamping yang datang kepada seseorang seringkali tidak
dengan sengaja didatangkan, tidak diundang dan tidak disadari
keberadaannya. Seringkali
khodam ini datang kepada seseorang yang tekun beribadah dan rajin berdoa
/ wirid. Biasanya seseorang yang tekun bersemadi, meditasi, zikir dan
wirid, tubuhnya akan memancarkan energi tertentu dan pikirannya akan
memancarkan gelombang tertentu. Pancaran energi dan gelombang pikiran
inilah yang seringkali mengundang datangnya mahluk halus kepada
seseorang, walaupun kedatangannya itu tidak sengaja diundang.
Bila khodam ini berasal dari mahluk gaib bergolongan putih,
biasanya tidak akan mendatangkan kesulitan selama sesajinya terpenuhi. Sebaiknya
jangan menerima khodam bangsa jin dari golongan hitam, karena akan
cenderung menyesatkan dan akan menyulitkan dalam proses kematian.
Bagi
anda pengguna ilmu khodam (dan yang memiliki khodam pendamping),
sebaiknya berhati-hati dalam penggunaan ilmunya, juga berhati-hati dalam
memilih jenis khodam ilmunya. Penggunaan jasa mahluk halus biasanya
harus disertai dengan sesaji tertentu (kembang, telor ayam, minyak Arab,
bakaran menyan / dupa, dsb) sebagai upah si mahluk halus karena sudah
bekerja membantu anda, mewujudkan keinginan anda. Dalam mendapatkan ilmu
khodam tersebut, sebaiknya ditanyakan kepada si pemberi ilmu, atau
bertanya langsung kepada si khodam itu sendiri, kalau bisa,
tentang semua persyaratan yang diminta oleh si khodam. Bila sesaji yang
dimintanya tidak dipenuhi, atau anda lupa memberikannya, biasanya si
khodam akan "menegur" anda dengan caranya sendiri. Dan sebaiknya jangan
menerima khodam bangsa jin dari golongan hitam, karena akan menyesatkan
anda atau akan menyulitkan anda dalam proses kematian.
Beberapa tulisan tentang khodam ilmu / pendamping sifat-sifatnya dan pengaruhnya terhadap manusia dapat dibaca di Penggolongan Mahluk Halus, Pengaruh Gaib thd Manusia, Roh Manusia (Lanjutan 1), dan KHODAM.
------------------------
|
Silakan kirimkan via email ke: hikmatul.ilmi@gmail.com untuk menyampaikan pendapat / komentar dan cerita-cerita atau pengalaman anda untuk dapat dimuat di forum ini.
|
Minggu, 28 Oktober 2012
Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
trimakasih ats di muatnya artikel di atas,,tp alangkah baiknya kalau sdikit di rahasikan,,krn bagaimanapun jg ini adlh warisan leluhur yg tetap di jaga dan di lestarikan,jangan sampai nanti di klaim milik org asing,,,,,,telah byk harta negri ini yg di curi,,seperti 20 ton buku kitab kejawen yg ada di luar negri.........suwun.
BalasHapushttp://ruqyahmajalahghoib.blogspot.co.id/2013/09/fenomena-kesyirikan-di-indonesia-seri.html
HapusKegunaan ilmu titis dari almarhum orangtua....?
BalasHapusIlmu titis apaan.. Nih ilmu cerdas om.. Cerdas banget njiplak dr situs javanesse2000
BalasHapusbiar ngajiplak yg penting bermamfaat dan dapat di amalkan dengan ikghlas dan ada kowasnya yg di ridoi oleh Allah...... aminn sangat membantu buat ku nihh yg sedang mencari jalan menuju.........
BalasHapusCara Mendatangan GoLongan Jin
BalasHapusDifinisi Khodam Ilmu Spiritual Lengkap .
Ilmu Cara Menarik Khodam / Perewangan
Ilmu Merubah Kertas / Daun Jadi Uang
Kasiat Dzikir Ya Latifu Dan Khodamnya
mbil yaag positif dan buaang yangnegatif
BalasHapus