Home

Jumat, 02 November 2012

Aku, Sejatinya Aku, dan Sukma Sejati

Aku,  Sejatinya Aku,  dan  Sukma Sejati




  Aku


Aku adalah satu dari manusia. Semua kodrat dan hakekat manusia ada pada Aku, dan semua perbuatan yang Aku lakukan dan yang tidak Aku lakukan (atas kemauanku sendiri ataupun kulakukan karena terpaksa), dan peranku di dalam kehidupan, itulah Aku.


Penekanan pada  Aku ke-Aku-an,  menyebabkan manusia hidup dalam kehidupan duniawi yang oportunis, cinta diri dan congkak. Segala yang dilakukan berorentasi pada hasil yang ingin dicapai.
Inilah Aku. Seorang kaya, penguasa, berilmu tinggi tak ada yang menandingi, lebih mengerti, beribadah dan lebih beriman daripada ....., inilah prestasiku, ini hasil usahaku.

Penekanan pada  Aku,  menjadikan manusia mengejar kehormatan diri, kehormatan di mata orang lain.

Kehormatan Aku, adalah kehormatan yang berasal dari status dan kepemilikan, bukan berasal dari tingginya kualitas diri.
Menurut dirinya sendiri, dia adalah suatu figur yang terhormat, tetapi orang lain belum tentu menghormatinya, mungkin malahan memandangnya rendah, apalagi bila ada perbuatannya atau kepemilikannya yang mempunyai reputasi tidak baik di mata orang lain.

Penekanan pada  Aku,  menjadikan hidup manusia penuh dengan harapan, semangat dan kegairahan untuk mengejar prestasi dan gengsi, dan kepuasan diri (dan kesombongan) atas pencapaian yang dihasilkannya.

Tetapi penekanan pada  Aku,  juga menyebabkan manusia jatuh ke dalam kesengsaraan, rasa penasaran, ketidakpuasan dan rasa terhina, iri dan dengki, yang berasal dari ketidakmampuan dirinya mengejar harapan dan prestasi, kualitas diri, status dan kehormatan di mata manusia lain.


Penekanan pada  Aku,  mendorong manusia mengabaikan aturan-aturan dalam peradaban, melanggar hukum untuk kepentingannya sendiri, apalagi tidak adanya kehadiran penegak hukum, yang dapat menyebabkan orang melakukan perbuatan-perbuatan tercela dan menghalalkan cara demi tercapainya hasrat dan tujuan. Perilaku yang menyebabkan manusia jauh dari peradaban maju, jauh dari perilaku mulia.



  Sejatinya Aku


Semua kodrat dan hakekat manusia yang ada pada Aku, dan semua perbuatan yang Aku lakukan dan yang tidak Aku lakukan sesuai kemauanku,  dan semua keinginan-keinginan, semua pemikiran-pemikiran dan semua kepercayaan dan keyakinan yang Aku miliki, itulah Sejatinya Aku.


Penekanan pada 
Sejatinya Aku,  menyebabkan manusia hidup dalam kehidupan duniawi yang lebih idealis, realistis dan lebih mengutamakan kualitas diri, yang merupakan dorongan dan tuntutan dari Sukma Sejati - nya. Semua yang dilakukan  bukan hanya berorentasi pada hasil yang ingin dicapai, tetapi juga pada prosesnya.
Penekanan pada  Sejatinya Aku,  menjadikan manusia lebih otonom, memiliki kesadaran untuk memilih perbuatan yang baik daripada yang tidak baik, perbuatan yang berguna daripada yang sia-sia. Lebih mampu untuk menahan diri dan membatasi diri.

Penekanan pada  Sejatinya Aku,  menjadikan manusia hidup saling menghormati, suatu budaya yang mengakar di dalam masyarakat yang berperadaban maju.

Kehormatan
Sejatinya Aku, adalah kehormatan yang berasal dari tingginya kualitas diri,  bukan semata-mata karena status dan kepemilikan. Di mata orang lain, dia akan menjadi figur yang terhormat, karena memiliki kualitas diri, bukan hanya karena status dan kepemilikannya.

Seseorang yang dalam hidupnya mengedepankan  Sejatinya Aku,  menjadikan manusia mampu menyangkal dirinya, menyangkal ke-Aku-annya, memiliki kesadaran untuk lebih mampu menahan diri dan membatasi diri, lebih mampu untuk hidup prihatin dan lebih mampu menekan hasrat duniawinya.

Seseorang yang dalam hidupnya mengedepankan  Sejatinya Aku,  menjadikan manusia kurang bergairah mengejar keduniawiannya, menjadikan taraf hidupnya lebih rendah daripada mereka yang mengedepankan Aku.

Tetapi bagi mereka yang mengenal dirinya, mengenal potensi-potensi dan kesempatan-kesempatan yang dimilikinya, mengenal tujuan hidupnya, dapat juga memaksimalkan apa yang ingin diraihnya tanpa harus kehilangan kesejatiannya.
Mereka yang berpegang pada kesejatian diri, Sukma Sejati-nya akan memberinya 'kekuatan', semangat, ide-ide, ilham dan jawaban-jawaban, tentang segala sesuatu yang harus dilakukannya.

Penyatuan seseorang dengan sang Sukma Sejati, akan menuntunnya melakukan perbuatan-perbuatan yang lebih besar, hasil yang lebih baik dan berkualitas, daripada perbuatan yang hanya menekankan pada ke-Aku-an semata.



Sungguh ironis sekali bangsa ini.
Bangsa yang memiliki konsep Sukma Sejati, kesejatian diri, tetapi dalam kesehariannya lebih mengedepankan  Aku,  bukan  Sejatinya Aku.

Penekanan pada  Aku,  menjadikan bangsa ini mengejar kehormatan diri, kehormatan bangsa di mata bangsa lain, kehormatan yang berasal dari status dan kepemilikan negeri dan kesombongan, bukan kehormatan dari baiknya kesejatian diri bangsa.

Penekanan pada  Aku,  mendorong anggota-anggota masyarakat bangsa ini mengabaikan aturan-aturan dalam peradaban, melanggar hukum untuk kepentingannya sendiri  (rambu-rambu lalu-lintas saja tidak dipatuhi).  Perilaku yang menyebabkan bangsa ini jauh dari peradaban maju, jauh dari perilaku mulia.


Penekanan pada  Sejatinya Aku,  menjadikan manusia hidup saling menghormati, suatu budaya yang mengakar di dalam masyarakat yang berperadaban maju.

Kehormatan Sejatinya Aku, adalah kehormatan yang berasal dari tingginya kualitas diri, bukan hanya kehormatan karena status dan kepemilikan. Di mata orang lain, dia akan menjadi figur yang terhormat, karena memiliki kualitas diri, bukan hanya karena status dan kepemilikannya.

Sukma Sejati akan menjadi Guru Sejati-nya, memberinya pencerahan setiap saat dan menuntunnya pada segala sesuatu perbuatan benar  yang harus dilakukannya.
Sukma Sejati akan menjadikannya Aku yang baru, sebuah pribadi baru yang merupakan pengejawantahan kesejatian pribadi sang Sukma Sejati.
Sukma Sejati akan hidup kuat di dalam dirinya, dan menjadi kekuatan dalam hidupnya.

Bangsa di peradaban maju, walaupun tidak mengenal konsep Sukma Sejati, tetapi telah mengamalkan kesejatian diri, mengakar dalam kehidupan sehari-hari. 



---------------------------



                         www.nur-maunah.blogspot.com

 
Silakan kirimkan via email ke:  hikmatul.ilmi@gmail.com   untuk menyampaikan pendapat / komentar dan cerita-cerita atau pengalaman anda untuk dapat dimuat di forum ini.

Sejatinya Manusia

Sejatinya Manusia




Di dalam ilmu kebatinan spiritual yang dalam, orang akan sampai pada upaya menyingkap tabir rahasia kehidupan, rahasia kehidupan lain selain kehidupan manusia, rahasia asal-usul manusia dan alam semesta, rahasia kehidupan di alam ini dan rahasia kehidupan di alam sesudah kematian, dsb. Jawaban dari satu pertanyaan akan menjadi penuntun kepada jawaban pertanyaan yang lain.

Di dalam kebatinan kejawen, ada banyak penghayatan mengenai kesejatian diri manusia dan keTuhanan yang semuanya saling terkait dan menjadi satu kesatuan, yang jika salah satunya dihilangkan, maka konsep-konsep tersebut secara keseluruhan akan menjadi tidak berdasar. Konsep-konsep itu antara lain adalah Sangkan Paraning Dumadi (hakekat kesejatian manusia), mengenai siapa sebenarnya manusia itu, darimana berasal dan akan kemana setelah kehidupan di dunia ini. Konsep ini terkait dengan konsep dasar tentang Tuhan yang penghayatannya diamalkan dalam hidup keseharian masyarakat jawa menjadi konsep Manunggaling Kawula Lan Gusti.

Ajaran-ajaran di atas dimaksudkan agar manusia setelah kematiannya rohnya tidak tersesat ke alam rendah, tetapi dapat bersatu kembali dengan Tuhan. Bersatunya kembali manusia dengan Tuhan inilah yang disebut dengan ”kasampurnan” (kesempurnaan). Secara umum penghayatan ajaran ini telah dilakukan dalam keseharian manusia jawa, sehingga banyak laku-laku prihatin, tirakat dan ritual yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat jawa untuk membersihkan hati dan batin, untuk menyelaraskan diri dengan alam dan Tuhan, dan supaya hidupnya keberkahan, yang pada jaman sekarang ini sering dikonotasikan sebagai klenik, mitos dan tahayul. 


Dalam filosofi kebatinan itu pertanyaan yang ingin dijawab adalah :

Siapakah Aku?
   Siapakah Sejatinya Aku?  
Siapakah Sejatinya Manusia?
Atas pertanyaan di atas, ada yang menjawab secara filosofi kebatinan spiritual, ada yang menjawab secara keagamaan, ada yang menjawab secara logika filsafat, ada juga yang memiliki jawaban sendiri secara pribadi. Jawaban dari pertanyaan di atas bermacam-macam, tergantung sudut pandang masing-masing dalam menjawabnya. Dan semua perbedaan jawaban haruslah dimaklumi secara bijaksana, karena segala sesuatunya dipengaruhi oleh keterbatasan sikap berpikir manusia, dan keterbatasan kemampuan manusia dalam mengungkapkan kebenaran.




 Manusia,  sesuai kodrat dan hakekatnya,  adalah mahluk duniawi sekaligus mahluk illahi.

Sebagai mahluk duniawi,  manusia harus menjalani kehidupannya sebagai mahluk duniawi yang membutuhkan segala sesuatu yang bersifat duniawi untuk kehidupannya, dan menjalankan semua aturan dan kewajiban dalam hidupnya sebagai mahluk duniawi.

Sebagai mahluk illahi,  manusia akan kembali ke asalnya, yaitu Sang Pencipta Hidup.
Apa yang berasal dari bawah akan kembali ke bawah, yang berasal dari atas akan kembali ke atas. Untuk membekali dirinya ketika kembali kepada Sang Pencipta, manusia harus memenuhi segala "persyaratan" yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta selama hidupnya di dunia, supaya sekembalinya nanti manusia dapat diterimaNya.

Dengan demikian selama hidupnya manusia harus menyelaraskan dirinya dengan keillahiannya. Apa yang menjadi kewajibannya sebagai mahluk duniawi harus dijalankan, apa yang menjadi kewajibannya sebagai mahluk illahi juga harus dipenuhi.


Itulah sejatinya manusia,  yaitu kodrat dan hakekatnya sesuai tujuan awal penciptaan manusia.
Kodrat dan hakekat sebagai mahluk duniawi dan mahluk illahi menyatu di dalam diri manusia, tidak dapat dipisahkan.

Itulah kodrat manusia yang pertama dan yang utama.  Kodrat ini harus didahulukan dalam kehidupan manusia, tidak boleh di-nomor dua-kan atau di-nomor tiga-kan.
Sedangkan kodrat lain, seperti jenis kelamin laki-laki atau perempuan, kebutuhan hidup berpasangan, berkeluarga dan berketurunan, dsb, adalah kodrat yang kesekian. Jangan dijadikan kodrat yang utama dan jangan dipaksakan untuk diutamakan.


Sesuai kodrat dan hakekatnya sebagai mahluk duniawi dan illahi, sesuai tujuan awal penciptaan manusia, manusia dibekali dengan akal budi dan roh, bukan hanya insting dan naluri untuk hidup dan bertahan hidup (hewan), sehingga manusia dapat mengenal dirinya sendiri, mengenal peradaban dan mengenal Tuhan yang harus disembah. Dengan rohnya, manusia mengenal roh-roh lain dan kegaiban, dan mengenal Tuhan, suatu pribadi agung yang berkuasa bukan hanya atas dirinya dan hidupnya, tetapi juga atas kehidupan seluruh alam, walaupun dalam niatan menyembah Tuhan banyak manusia jatuh ke jalan penyembahan yang salah.

Dengan demikian manusia mengenal jalan hidup yang berkenan di hati Tuhan, yaitu hidup sebagai mahluk duniawi, berperadaban, dan hidup sebagai mahluk yang mengenal Allah, bermoral dan berbudi pekerti. Ada banyak contoh manusia dan peradaban yang dibinasakan Tuhan karena perilaku hidup mereka tidak berkenan bagi Tuhan, manusia-manusia yang mengedepankan hidupnya sebagai mahluk duniawi dan mengesampingkan kualitas hidup yang bermoral dan berbudi pekerti sebagai mahluk yang mengenal Allah.


Jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas secara implisit telah dimengerti oleh orang-orang di dunia spiritual dan juga sudah diungkapkan secara implisit dalam ajaran agama-agama besar dan aliran-aliran kepercayaan. Tetapi sayangnya walaupun sudah diungkapkan secara umum, kemudian kesannya menjadi biasa-biasa saja, tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting, karena tidak banyak manusia yang mendalami kebatinan, termasuk kebatinan agama. Walaupun begitu tetap saja pengetahuan ini berguna bagi orang-orang yang percaya dan mengimaninya. Terlebih bagi mereka yang mengerti sendiri kebenarannya, yang bukan hanya sekedar percaya dan meng-iya-kan.


Banyak manusia lebih mengedepankan aspek manusia duniawi - nya dalam kehidupan sehari-harinya. Sisi ke-Aku-annya, yaitu tentang status seseorang di masyarakat dan kepemilikan duniawi, banyak dijadikan lambang simbol kesempurnaan hidup manusia.
Apalah artinya seseorang berkelimpahan duniawi, atau bahkan memiliki seluruh dunia, kalau akhirnya dia pun harus kehilangan nyawanya ? 
Bukankah mereka yang pernah jaya dan kaya, atau menjadi penguasa dunia, akhirnya pun mati juga ?
Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya itu ?


Di sisi lain, ada banyak ajaran mengenai ke-illahi-an manusia.
Salah satunya adalah ajaran Manunggaling Kawula Lan Gusti, seperti yang diajarkan oleh Syeh Siti Jenar. Ajaran-ajaran yang lebih mengedepankan aspek keillahian manusia, kedekatan manusia dengan tujuan hidupnya, Sang Pencipta Hidup, dan menomor-dua-kan aspek keduniawian manusia.
Ajaran ini pun tidak sempurna untuk menggambarkan aspek kodrat manusia sebagai mahluk duniawi sekaligus mahluk illahi.
Apakah dengan ajaran ini manusia ingin mengingkari kodratnya sebagai mahluk duniawi ?
Apakah ajaran ini benar-benar mengantarkan hidup manusia kepada hidup yang dikehendaki oleh Sang Pencipta Hidup ?


Seperti firman : " Manusia hidup bukan hanya dari roti saja, tetapi juga dari setiap Firman Allah ". 

Jadi, penuhilah takaranmu. Jangan sampai didapatiNya timbanganmu ringan.
Hiduplah sesuai sejatinya manusia,  yaitu kodrat dan hakekat manusia sesuai tujuan awal penciptaan manusia. Kodrat dan hakekat sebagai mahluk duniawi dan mahluk illahi yang menyatu di dalam diri manusia, tidak dapat dipisahkan. Janganlah yang satu diutamakan, sedangkan yang lain tidak. Ataupun yang satu ditinggalkan, sedangkan yang lain didahulukan.

Ajaran agama selalu mengajarkan keseimbangan hidup. Kehidupan duniawi dan kehidupan illahi.
Bekerja dan berdoa.
Tuhan tidak melarang manusia untuk menjadi kaya, tetapi kekayaan dan hasrat mengejar keduniawian janganlah dijadikan sesuatu yang utama. Jangan juga menjadi ketamakan dan kesombongan. Jangan sampai karena itu manusia jatuh ke dalam kehidupan yang rendah.

Kekayaan, selain untuk diri sendiri, juga sebagian dipersembahkan kepada Tuhan sesuai yang sudah diwajibkan dan disedekahkan juga untuk orang lain yang membutuhkan pertolongan.
Kekuasaan, selain untuk diri sendiri, juga untuk menolong orang lain.
Pengetahuan, selain untuk diri sendiri, juga untuk menerangi orang lain.
Dsb.


Jadi,  hiduplah sempurna sesuai sejatinya manusia.


Banyak perdebatan mengenai pertanyaan di atas. Terhadap jawaban di atas pun secara umum orang hanya dapat percaya atau tidak percaya saja. Berbeda sekali dengan orang-orang yang sudah sampai pada pengetahuan dan kemampuan untuk membuktikan sendiri kebenarannya. Bagi mereka tidak ada perdebatan sama sekali, karena mereka sudah tahu dan mengalami sendiri kebenarannya.
(Baca :  Manunggaling Kawula Lan Gusti ).

Pengetahuan dan keilmuan yang didasarkan pada kesejatian manusia seperti tertulis di atas akan dapat dengan lebih cepat berkembang dan meningkat, karena manusia yang menyadari kesejatiannya akan juga mengenal potensinya sebagai mahluk biologis dan sebagai mahluk roh. Pengetahuan yang tidak diketahui secara fisik manusia akan dapat diketahui secara roh. Dan apa yang sudah diketahui secara roh akan menunjang pengetahuan duniawi manusia.


-----------------------



                         www.nur-maunah.blogspot.com





 
 
Silakan kirimkan via email ke:  hikmatul.ilmi@gmail.com   untuk menyampaikan pendapat / komentar dan cerita-cerita atau pengalaman anda untuk dapat dimuat di forum ini.

Aku dan Guru Sejati

Aku  dan  Guru Sejati



Dalam aspek filosofi atau spiritual kebatinan, dikenal adanya istilah  Aku  dan  Guru Sejati
Aku  adalah orang yang bersangkutan yang sedang mempelajari ilmu.
Guru Sjeati  adalah pihak yang memberi ajaran.
Istilah Aku dan Guru Sejati ini ada pada aspek filosofi dari ilmu kebatinan dan spiritual.

Di dalam semua jenis ilmu, ada semacam penjurusan dalam pelajarannya, termasuk di dalam keilmuan kebatinan dan spiritual. Yang pertama adalah aspek pengetahuan yang mengarah kepada aspek filosofi atau spiritual dari sesuatu ilmu (yang menjadi ukuran kedalaman ilmu seseorang). Yang kedua adalah ilmu-ilmu atau kekuatan dari keilmuan itu sendiri (yang menjadi ukuran ketinggian ilmu seseorang).
Pelajaran mengenai aspek filosofi atau spiritual dari sesuatu ilmu seringkali diabaikan oleh orang-orang yang sedang menuntut ilmu. Orang lebih tertarik untuk segera dapat menguasai ilmu-ilmu tertentu yang dipandangnya berguna atau hebat dan kelihatan hasilnya. Sedangkan aspek filosofinya sendiri seringkali diabaikan, karena dianggap hanya pelajaran moral budi pekerti saja dan tidak terkait langsung dengan keilmuannya. Kecenderungannya, orang tersebut akan suka pamer ilmu dan merasa hebat karena berilmu tinggi.
Padahal, pelajaran mengenai aspek filosofi atau spiritual dari sesuatu ilmu, selain dimaksudkan sebagai ajaran moral dan budi pekerti, tetapi juga merupakan bahan untuk memperdalam suatu keilmuan. Bila aspek filosofi ini ditekuni dengan sungguh-sungguh akan dapat membawa pencapaian keilmuan seseorang kepada tahapan yang tak terduga. Orang berilmu yang juga menekuni aspek filosofi dari keilmuannya, maka ilmunya bukan hanya tinggi, tetapi juga dalam. Aspek filosofi ini menjadi ukuran kedalaman ilmu seseorang dan keilmuan yang dalam dapat menenggelamkan / menangkal ilmu yang tinggi. Dan seringkali terjadi bahwa orang yang ilmunya tinggi ternyata kalah / tenggelam oleh orang yang ilmunya dalam.
Orang yang menekuni ilmu kebatinan / spiritual melalui suatu keguruan, akan diajarkan ilmu-ilmu yang sudah menjadi bagian dari program keilmuannya. Biasanya pada tahapan terakhir seseorang belajar ilmu, dia akan diajarkan ilmu-ilmu tertinggi dan ilmu-ilmu pamungkas perguruan itu. Tetapi biasanya masih ada ilmu lain yang tidak diajarkan kepadanya, yaitu ilmu kesepuhan, ilmu yang hanya diajarkan kepada seseorang bila dipandang secara watak dan kepribadian orang tersebut sudah cukup sepuh.
Semua ilmu yang diterima oleh seorang murid, biasanya hanya terbatas pada materi keilmuan saja. Ilmu kesepuhan yang diterima seseorang biasanya selain berisi materi ilmu-ilmu tertentu, juga berisi ajaran filosofi tentang materi ilmunya, cara-cara meningkatkan kualitas ilmu, rahasia-rahasia ilmu dan rahasia-rahasia menangkal suatu ilmu, sampai cara-cara menyatukan ilmu seseorang dengan dirinya (sehingga seseorang bukan hanya memiliki banyak koleksi ilmu, tetapi ilmu itu juga menyatu dengan dirinya), dan cara-cara memaksimalkan pengembangan penguasaan keilmuan ke tingkatan yang lebih tinggi dan sekaligus dalam, dan memaksimalkan kekuatan diri sendiri sampai membangun kekuatan dari energi alam semesta (pengertian alam semesta disini bukan hanya alam lingkungan manusia tinggal, atau bulan, bintang, matahari, dsb, tetapi juga kekuatan dari roh-roh lain dan kekuatan dari roh ke-Tuhan-an).
Biasanya ilmu kesepuhan yang diajarkan seorang guru kepada muridnya adalah hasil pencapaian pribadi sang guru. Berbagai ilmu kesepuhan yang ada akan semakin berkurang pada generasi berikutnya, karena selain sedikitnya pribadi yang dianggap pantas menerima ilmu tersebut, biasanya seseorang juga sudah puas dengan apa yang sudah dimilikinya, sehingga tidak ada dorongan baginya untuk memperdalam ilmu. Begitu juga dengan keilmuan dari aspek filosofi ilmu seseorang. Hanya sedikit sekali yang mendalami.

Salah satu puncak ilmu kebatinan / spiritual adalah sampainya pada pengetahuan tentang sejatinya kita, manusia, yang dalam ilmu kebatinan spiritual sering disebut  Aku.  Aku adalah orang bersangkutan, yaitu sejatinya dirinya yang mengendalikan segala sesuatu yang dilakukannya, yaitu dirinya dan sukmanya, Pancer dan Sedulur Papat.

Dalam ilmu kebatinan spiritual juga dikenal adanya istilah  Guru Sejati.  Sosok ini merupakan pengejawantahan kegaiban seseorang yang menuntun seseorang weruh sakdurunge winarah (mengetahui sesuatu sebelum itu terjadi), mengetahui masa depan dan segala sesuatu yang terkait dengan indera keenam.

Guru sejati ini sebenarnya adalah sukma kita atau roh sedulur papat kita, ditambah dengan sukma- sukma para leluhur dan pribadi-pribadi tertentu yang mengayomi kita secara langsung maupun tidak langsung. Guru sejati ini yang akan menuntun seseorang dalam olah kebatinan dan spiritual, yang dapat menuntun kita mempelajari dan mengetahui hal-hal tertentu yang akan sulit kita ketahui bila hanya melakukan pencarian sendiri, apalagi mengenai pengetahuan yang sifatnya berdimensi tinggi. Guru sejati ini yang akan mendatangkan / mengajarkan berbagai macam pengetahuan kebatinan spiritual dalam bentuk ajaran langsung, wangsit / wahyu ataupun ilham.



Dalam proses laku menekuni ilmu, Aku berperan mengendalikan segala sesuatu yang dilakukannya.
Dalam proses pencarian pengetahuan, mempelajari kebenaran dan aspek pengetahuan di dalamnya, keberadaan sosok guru sejati akan sangat berguna untuk menuntun ke arah pengetahuan yang benar dan dalam tempo yang lebih singkat, dibandingkan bila harus melakukan pencarian sendiri. Sosok guru sejati ini bisa siapa saja, bisa seorang guru (manusia), bisa khodam ilmu / pendamping, bisa roh-roh leluhur, bangsa jin, dewa, dsb. Bila kemudian aspek suatu pengetahuan sudah didapatkannya, bila tidak ada lagi guru yang dapat menuntunnya, dia dapat melakukan pencarian sendiri ke dimensi pengetahuan yang lebih tinggi mengandalkan kemampuan batin / sukmanya.

Aspek Aku dan Guru Sejati ini ada pada semua bidang kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya dalam bidang keilmuan batin spiritual. Kita sendiri juga merasakan adanya ajaran-ajaran berupa ilham dan ide-ide yang mengalir di dalam pikiran kita. Begitu juga manusia yang hidup di negara maju. Mereka yang menjadi penemu, peneliti, atau pengembang suatu teori ilmiah, pengetahuan, ataupun peralatan modern dan canggih, mereka melakukannya bukan semata-mata berdasarkan kecerdasan otak mereka, tetapi terutama didasarkan pada kecerdasan mereka untuk mendayagunakan mengalirnya ide dan ilham di dalam pikiran mereka sebagai sumber inspirasi untuk ditindaklanjuti.

Karena itu mereka sangat menghargai ide-ide, pendapat dan pemikiran-pemikiran orang lain walaupun berbeda dengan pemikiran dan pendapat mereka, dan semua perbedaan itu akan menjadi bahan untuk ditindaklanjuti, yang menginspirasi mereka untuk maju. Kontras sekali dengan kehidupan kita disini yang sangat mengagungkan ego dan ke-Aku-an, yang tidak menghargai perbedaan pendapat, sehingga hidup kita penuh dengan dogma dan doktrin, yang menyebabkan kehidupan kita sulit sekali untuk maju dan peradaban kita sulit sekali untuk menjadi modern. Kehidupan peradaban modern tidak semata-mata diisi dengan pembangunan fisik, peralatan modern atau kekayaan materi, tetapi terutama adalah sikap hidup masyarakatnya yang modern, yang selalu berpikir dan bersikap positif dalam segala hal.
Contoh yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah cerita tentang suatu mahluk hidup yang disebut kuman, yang sering disebut sebagai penyebab suatu sakit / penyakit, yang sedemikian kecilnya ukuran tubuhnya sehingga tidak dapat diinderai dengan mata kita, hanya dapat dilihat melalui mikroskop. Bagi kita yang belum pernah melihatnya secara langsung, kita hanya bisa percaya. Walaupun tidak bisa membuktikan sendiri kebenarannya, tetapi kita percaya, karena kita banyak menerima cerita kedokteran, juga karena ada bukti-bukti berupa foto-foto gambarnya. Manusia di bidang kedokteran / kesehatan atau petugas laboratorium biologi / mikrobiologi dapat menuntun dan mengajar kita, menjadi guru sejati kita, bila kita ingin melihatnya sendiri dan membuktikan kebenarannya berikut aspek pengetahuan di dalamnya.
Begitu juga dengan keberadaan mahluk halus di sekitar kita, yang tidak dapat diinderai dengan mata kita. Bila secara rasa batin kita dapat merasakan keberadaannya, kita dapat memperjelas dengan cara penglihatan gaib, atau dengan cara kebatinan / spiritual yang lain. Kemampuan melihat gaib dan berkomunikasi dengan gaib akan sangat berguna untuk melihat sendiri kebenaran keberadaannya. Kemampuan melihat gaib dan berkomunikasi dengan gaib juga akan sangat berguna untuk mendapatkan sosok-sosok gaib yang dapat menuntun kita mengetahui hal-hal gaib yang akan sulit kita ketahui bila hanya melakukan pencarian sendiri, apalagi mengenai pengetahuan yang sifatnya berdimensi tinggi.

Ketika masih dalam kondisi awam, roh para sedulur papat akan bersama-sama dengan kita dalam proses belajar (mereka juga ikut belajar), tetapi perkembangan belajar mereka jauh lebih cepat daripada kita, karena secara roh mereka mengetahui hal-hal yang tidak kita ketahui secara fisik dan dapat kemudian memberitahukan pengetahuan mereka kepada kita berupa ide-ide dan ilham atau penglihatan gaib yang mengalir dalam pikiran kita. Karena itu bila kita aktif memperhatikan pemberitahuan mereka itu, kita akan lebih mudah dalam mempelajari sesuatu apapun dalam kehidupan kita dan tidak akan menemukan jalan buntu di dalam suatu permasalahan. Mereka akan aktif hadir di dalam perenungan-perenungan.

Roh kita sebagai Pancer, sebenarnya juga bersifat roh, sehingga juga dapat mengetahui hal-hal yang bersifat roh. Tetapi secara duniawi roh Pancer ini terbelenggu dalam kehidupan biologis manusia, sehingga manusia tidak peka dengan hal-hal yang bersifat roh. Karena itu seringkali seseorang harus bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, harus bisa melepaskan belenggu keduniawiannya, untuk bisa mendalami hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan.

Di dalam proses pencarian spiritual, roh sedulur papat dan roh para leluhur akan saling berinteraksi, menjadi Guru Sejati yang akan berperan mendatangkan / mengajarkan ilmu dan pengetahuan kepadanya, walaupun orang yang bersangkutan seringkali tidak mengetahui siapa sajakah para pribadi yang menjadi guru sejatinya. Itulah sebabnya, seseorang yang mempunyai garis keturunan orang ilmu akan lebih mudah mempelajari sesuatu ilmu, dibanding orang lain yang tidak mempunyai garis keturunan ilmu.

Sesuatu objek yang sudah kita ketahui keberadaannya, kemudian kita pelajari sisi pengetahuan spiritualnya, aspek asal-usul keberadaannya, tujuan keberadaannya, apa saja perbuatannya, dsb. Secara pribadi pengetahuan itu akan menjadi pengetahuan yang bersifat kebatinan / spiritual. Seseorang yang mempelajari dunia spiritual, atau bahkan yang digelari master spiritual sekalipun, tidak berarti dia mengetahui segala-galanya. Tentang aspek pengetahuan apa yang diketahuinya dan akan menjadi sejauh mana pengembangan spiritualitasnya akan tergantung pada interest masing-masing. Dan sosok guru sejati yang bersamanya akan mengajarkan segala sesuatu sesuai bidang pengetahuannya masing-masing.

Seseorang yang telah mendapatkan  'pencerahan'  tentang sesuatu, sudah seharusnyalah dia berusaha mengenali siapa sajakah yang telah menjadikannya kaweruh,  kemudian memberikannya penghormatan khusus dan mendekatinya untuk mendapatkan pengajaran yang lebih lanjut dan mendalam. Siapa tahu mereka yang telah berkenan kepadanya itu adalah para leluhur yang telah menerima wahyu kesepuhan, yang kemudian jika mereka berkenan membuka diri lebih lanjut, mungkin segala sesuatu ilmu akan diturunkan kepadanya. Mungkin juga kemudian para Dewa-pun akan berkenan menurunkan wahyu keilmuan / spiritual kepadanya.

Aspek penting Guru Sejati hadir di dalam keilmuan kebatinan dan spiritual dengan penekanan pada usaha untuk mengenali siapa saja yang menjadi guru sejatinya dalam proses keilmuannya, supaya seseorang bertekun kepada gurunya itu untuk mendapatkan bimbingan yang mendalam. Dan ketika sudah tidak ada lagi sosok yang dapat menjadi gurunya, maka roh sedulur papat akan menjadi pembimbingnya yang utama, yang memberinya ide dan ilham, penglihatan gaib dan jawaban dari berbagai pertanyaan, dan menuntunnya pada pengetahuan yang lebih tinggi.


Inilah salah satu aspek penting dalam kebatinan jawa yang menekankan pengenalan pada roh sedulur papat, sehingga muncul konsep Sedulur Papat Kalima Pancer sebagai Guru Sejati, yang penekanannya adalah pada penyatuan interaksi antara seseorang (Pancer) dengan para roh sedulur papatnya. Dan bila saja dewa berkenan sehingga seseorang memiliki suatu wahyu keilmuan / spiritual dalam dirinya, maka keberadaan wahyu itu akan melipatgandakan kemampuannya untuk mendapatkan pengetahuan yang berdimensi tinggi.

Tidak selamanya dalam semua hal yang kita tekuni kita akan menemukan suatu sosok yang dapat mengajar atau membimbing kita. Aspek roh sedulur papat menjadi penting karena mereka selalu ada pada kita, dan apapun kebaikan dan kekuatan yang dimiliki oleh sedulur papat itu, efeknya akan selalu berimbas kepada kita, menjadi kebaikan dan kekuatan kita juga, karena mereka adalah bagian dari diri kita sendiri. Kekuatan mereka dan penghayatan kita pada kebersamaan mereka, akan mewujudkan suatu kekuatan batin dan sukma yang akan berguna dalam melandasi kemantapan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan kita sehari-hari. Termasuk ucapan kita yang dilandasi kekuatan dan keyakinan batin akan terjadi, maka itu akan dapat benar terjadi. Yang sedemikian itu sering disebut ucapannya mandi (manjur / idu geni).

Karena itu seringkali dikatakan, dalam hubungannya dengan kebatinan jawa, bahwa ilmu seseorang sudah mencapai puncaknya apabila sudah dapat menemui wujud Guru Sejati, yang tidak lain adalah roh sedulur papat, yang wujudnya secara halus benar-benar mirip orang yang bersangkutan. Tetapi sebenarnya itu barulah awal dari suatu tahapan yang penting. Hanya sekedar bisa melihat atau bertemu dengan roh sedulur papat tidak akan berarti apa-apa dan tidak akan memberi manfaat apa-apa. Tetapi kesempurnaan akan didapatkan jika seseorang bisa mendayagunakan kesatuan roh sedulur papat dengan orang itu sendiri dalam setiap usaha dan tindakannya.

Karena itu dalam doa dan amalan kejawen, pada setiap bagian pembukaannya selalu disebutkan :
Niat Ingsun .......................
Saking kersaning Allah.


Artinya, dalam doa dan niatan seseorang melakukan suatu perbuatan yang dianggap penting selalu disatukan dengan bantuan para sedulur papatnya menjadi satu kesatuan perbuatan bersama-sama, sehingga hasilnya akan lebih baik dan pengaruhnya secara kebatinan dan kegaiban akan menjadi lebih kuat.

Walaupun ucapan : kakang kawah adi ari-ari, kadhangku kang lahir nunggal sedina lan kadhangku kang lahir nunggal sewengi, Ingsun arso ……..  Ewang-ewangono ingsun .........tidak selalu disebutkan, karena sugesti istilah Ingsun adalah mewakili kesatuan Sedulur Papat lan Kalima Pancer.

Tetapi doa dan amalan itu hanya akan berarti jika seseorang memiliki pemahaman dan kepercayaan tentang roh sedulur papat. Tanpa itu doa-doa dan amalan itu tidak akan banyak memberi manfaat walaupun sering dibaca berulang-ulang atau pun sering diwirid sebagai suatu amalan ilmu.

Pendayagunaan roh sedulur papat sebagai  Guru Sejati  dapat dilakukan dengan memperhatikan semua pemberitahuan dari mereka yang berupa rasa dan firasat, penglihatan gaib, ide dan ilham, dan jawaban dari berbagai pertanyaan dan permasalahan, atau menjadikannya sebagai satu kekuatan batin dan sukma yang mendasari perbuatan-perbuatan, atau pada tingkatan yang lebih tinggi dapat mendayagunakannya sebagai suatu pribadi yang bisa diajak berpikir dan berkomunikasi seolah-olah mereka adalah sosok-sosok roh lain yang berdiri sendiri-sendiri  (baca: Olah Sukma dan Kebatinan).


Penekanan terhadap Aku, menjadikan seseorang mudah puas diri dan sombong atas apa yang telah berhasil diraihnya. Semua yang telah dicapainya dan yang dimilikinya dianggapnya sebagai hasil usahanya sendiri, hasil prestasinya sendiri, sering melupakan siapa saja yang telah berjasa atas apa yang telah diraihnya. Apa yang dikejarnya hanyalah untuk mengejar kepuasan diri dan ke-Aku-annya.

Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan seseorang lebih mengenal dirinya, dan mengetahui sejauh mana pengembangan yang akan bisa dilakukannya.
Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan seseorang lebih mampu menerima ide-ide / ilham / wangsit untuk pengembangan diri dan kepribadiannya.
Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan seseorang mau belajar dan menerima ajaran dari siapapun yang berguna untuk pengembangan diri dan kepribadiannya, dan tidak akan merendahkan seseorang ataupun suatu ajaran.
Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan seseorang berusaha mengenali siapa sajakah yang telah memberinya ajaran, kemudian memberikannya penghormatan khusus dan mendekatinya untuk mendapatkan pengajaran yang lebih lanjut dan mendalam.

Guru bisa dicari kemana saja, jika diperlukan, dari satu guru ke guru lain yang lebih tinggi. Hasil pencapaian seseorang tergantung pada usahanya sendiri dan pribadi guru yang menjadi pembimbingnya.

Pencarian spiritual yang tinggi akan membawa seseorang kepada suatu tahapan yang tak terduga.
Masing-masing guru akan memberikan  'pencerahan'  kepada yang diajarnya.
Ketekunan kepada Guru Sejati akan membawa seseorang kepada tingkatan Tercerahkan.



----------------------

                        www.nur-maunah.blogspot.com



Silakan kirimkan via email ke: hikmatul.ilmi@gmail.com   untuk menyampaikan pendapat / komentar dan cerita-cerita atau pengalaman anda untuk dapat dimuat di forum ini.


Minggu, 28 Oktober 2012

Sedulur Papat Kalima Pancer

Sedulur Papat Lan Kalima Pancer

 
Sejak jaman dahulu spiritualitas Jawa meyakini bahwa setiap manusia mempunyai saudara-saudara halus yang mendampinginya. Mereka tidak kelihatan oleh mata biasa. Mereka tergolong sebagai roh-roh halus. Saudara-saudara halus ini banyak yang menyebutnya dengan istilah  Saudara Kembar,  atau disebut juga  Sedulur Papat.  Konsep tersebut secara umum dipercaya dan diamalkan oleh masyarakat jawa. Dalam kehidupan sehari-harinya orang-orang Jawa terbiasa melakukan suatu laku prihatin dan tirakat tertentu untuk menjaga kedekatan mereka dengan roh Sedulur Papat itu.
Roh Sedulur Papat mempunyai sebutan Kakang Kawah (paling tua), Adi Ari-ari (paling muda), Getih (darah), dan Pusar, sedangkan kita sendiri disebut Pancer.  Kita adalah Pancer (pusat), sedangkan sukma kita yang lain disebut sedulur pendamping kita. Artinya, para sedulur kita itu keberadaannya mengikuti kita sebagai Pancer. Para sedulur ini secara halus, sosok dan wajahnya mirip dengan masing-masing orang yang bersangkutan.
Roh Pancer dan para Sedulur Papat dalam satu kesatuan merupakan roh / sukma seseorang.
Sebaiknya kita semua mengenal dan mengakrabkan diri dengan para saudara kembar kita. Mereka itu selalu membantu kita, disadari ataupun tidak. Apalagi bila kita selalu berbuat baik dan berhati lurus. Perlu diketahui bahwa para saudara halus tersebut merasa senang kalau kita mengetahui keberadaan mereka, terlebih kalau kita memperhatikan mereka. Kalau mereka merasa diperhatikan tentu mereka akan lebih dekat dan senang membantu. Hubungan akrab dengan semua saudara halus bisa dilakukan dengan sering melakukan komunikasi dan memperhatikan rasa dan firasat, ide-ide dan ilham. Seperti juga dalam pergaulan antar manusia, kalau sering terjadi komunikasi dan saling memperhatikan, tentulah hubungannya menjadi lebih dekat dan akrab.
Seandainya kita tidak mempedulikan komunikasi mereka, apalagi kita menganggap cerita tentang saudara kembar ini hanya tahayul atau mitos saja, maka mereka juga akan merasa bahwa keberadaan mereka tidak diperhatikan dan tidak diperlukan. Mereka akan tidak antusias mendampingi dan membantu kita. Maka janganlah kesal kalau pada saat kita mendapatkan kendala, sial, nasib jelek, dsb, kita tidak mendapatkan peringatan atau tanda-tanda sebelumnya.


 Karakteristik Roh Pancer dan Sedulur Papat
Telah diuraikan di atas, sedulur papat kita itu mempunyai sebutan Kakang Kawah (paling tua), Adi Ari-ari (paling muda), Getih (darah), dan Pusar, sedangkan kita sendiri disebut Pancer.  Kita adalah Pancer, sedangkan sukma kita yang lain disebut sedulur pendamping kita. Artinya, para sedulur kita itu keberadaannya mengikuti kita sebagai Pancer. Pancer ini juga bersifat roh / sukma.
Untuk diketahui, Pancer  hadir di dalam kesadaran, hati dan pikiran kita.  Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita sok berlogika, atau tidak peduli situasi, mengesampingkan bisikan hati dan kebijaksanaan, atau lebih mengutamakan dogma dan doktrin, pendapat sendiri dan ke-Aku-an. Itulah sebabnya kita tidak akrab dengan rasa dan firasat. Tetapi bila kita mau peka dan memperhatikan rasa dan firasat, ide-ide dan ilham, maka kita akan memiliki naluri dan insting yang tajam. Dengan cara demikian kita sudah mengakrabkan diri dengan para Sedulur Papat dan memperhatikan komunikasi yang mereka lakukan.
Sebagai penjelasan, manusia terdiri dari 2 unsur pokok, yaitu tubuh biologis dan roh. Roh manusia terbagi menjadi 2, yaitu roh Pancer dan roh Sedulur Papat. Roh Sedulur Papat mendampingi Pancer, karena ada ikatan kuat di antara mereka. Tetapi mereka tidak sungguh-sungguh menyatu, mereka terpisah (kecuali setelah si manusia meninggal, roh-roh itu menyatu menjadi arwah). 
Dalam kehidupan sehari-hari, roh manusia ada di dalam tubuh biologisnya. Roh itu menentukan ada tidaknya energi kehidupan di dalam tubuh manusia. Roh itu juga menentukan berfungsinya bagian-bagian tubuh manusia, organ-organ dan saraf, dan otak / pikiran manusia, menghidupkan saraf-saraf motorik sehingga manusia bisa berjalan, dsb. Roh menjadi penunjang kehidupan manusia. 
Roh Pancer hadir secara biologis manusia. Berpikir dan berperasaan, berlogika, merencanakan kehidupan, merasa lapar, merasa sakit, ingin kaya, ingin hidup mulia, dsb, semuanya adalah aktivitas biologis manusia. Dalam hal ini Roh Pancer manusia hadir dan bertindak sebagai mahluk biologis.
Roh Pancer hadir di dalam kesadaran, hati dan pikiran, sehingga yang berperan dalam keseharian manusia adalah Roh Pancer, sedangkan Roh Sedulur Papat keberadaannya bersifat mendampingi dan membantu membentuk kebijaksanaan dan memberikan peringatan-peringatan (dalam bentuk ide dan ilham, bisikan hati / nurani dan mimpi).
Roh Pancer hadir di dalam kesadaran dan berpikir manusia, tetapi roh sedulur papat tidak menentukan jalan berpikir manusia. Roh sedulur papat tidak menyatu dengan pikiran manusia, tetapi hanya bersifat membantu membentuk kebijaksanaan dan memberikan peringatan-peringatan, dalam bentuk rasa dan firasat, gambaran-gambaran gaib, ide-ide dan ilham, yang mengalir di dalam pikiran manusia.
Seseorang yang dalam hidupnya dominan mengutamakan sikap berpikirnya atau sok berlogika, menonjolkan kepandaiannya, mengutamakan pendapat sendiri dan ke-Aku-an atau dogma / doktrin, atau tidak peduli situasi, dan mengesampingkan bisikan hati dan kebijaksanaan, maka dia lebih mengutamakan aspek biologisnya, aspek manusia keduniawiannya, sehingga tidak peka terhadap sesuatu yang bersifat roh, rasa dan firasat. Tetapi seseorang yang selalu peka batin, memperhatikan rasa dan firasat, dia akan tajam nalurinya, dan mungkin juga mengerti tentang kegaiban alam, karena dia kental berhubungan dengan rohnya.
Roh kita sebagai Pancer, sebenarnya juga bersifat roh, sehingga juga dapat mengetahui hal-hal yang bersifat roh. Tetapi secara duniawi roh Pancer ini terbelenggu dalam kehidupan biologis manusia, terbelenggu dalam sikap berpikir duniawi manusia, sehingga manusia tidak peka dengan hal-hal yang bersifat roh. Karena itu seringkali seseorang harus bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, harus bisa melepaskan belenggu keduniawiannya, untuk bisa mendalami hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan.
Bila kita dekat dengan para Sedulur Papat, karena keberadaan mereka mendampingi kita sebagai Pancer, maka mungkin kita juga akan dapat mengetahui keberadaan roh-roh lain dan dapat juga mengetahui sesuatu kejadian sebelum kejadian tersebut terjadi (weruh sakdurunge winarah), melalui pemberitahuan dari mereka sebelumnya. Pemberitahuan / peringatan dari para Sedulur Papat ini bisa berupa suatu kejadian perlambang, penglihatan gaib, wangsit / bisikan gaib, mimpi, rasa, firasat, ide-ide dan ilham, dsb. Diperlukan kepekaan rasa dan batin untuk dapat menangkap sinyal komunikasi dari para Sedulur Papat dan untuk mengetahui maksudnya.
Roh sedulur papat aktif hadir di dalam perenungan-perenungan dan pencarian ide dan ilham. Roh sedulur papat aktif memberikan ide-ide pemikiran, nasehat-nasehat dan ajaran yang bersifat keduniawian (berupa ide-ide dan ilham), yang mengarahkan seseorang menjadi memiliki kecerdasan batin di dalam perbuatan-perbuatannya, kaya dengan ide dan ilham, bisa menemukan jawaban-jawaban dari permasalahannya dan tidak akan menemukan jalan buntu dalam setiap permasalahan (feeling / intuisinya tajam). Dalam hal ini para sedulur papat berperan sebagai pendamping kehidupan duniawi manusia.
Roh sedulur papat aktif hadir di dalam perenungan-perenungan kerohanian dan spiritual, memberikan ide-ide pemikiran, nasehat-nasehat dan ajaran yang bersifat kerohanian maupun spiritual, yang mengarahkan seseorang menjadi memiliki hikmat kebijaksanaan kesepuhan di dalam dirinya. Dalam hal ini para sedulur papat berperan sebagai penasehat spiritual , sekaligus menjadi guru sejati , mengantarkan seseorang menjadi waskita, mengerti kebijaksanaan hidup dan mungkin juga weruh sak durunge winarah.
Dalam hal kita akan menghadapi suatu kesulitan atau pun musibah, para sedulur papat ini akan memberikan peringatan sebelumnya (dalam bentuk bisikan hati nurani atau mimpi). Apapun yang dilakukan oleh si manusia (pancer), roh sedulur papat ini akan selalu memberikan peringatan, menjauhkan manusia dari kesulitan dan marabahaya. Dan ketika si manusia melakukan atau akan melakukan suatu perbuatan yang tidak baik atau yang akan mengakibatkan kesulitan, roh sedulur papatnya akan memberinya peringatan yang mengarahkannya untuk selalu berbuat baik dan menjauhkan manusia dari perbuatan yang mengarah pada kesulitan atau musibah. Dalam hal ini kebatinan jawa memandang keberadaan para roh sedulur papat itu sebagai  Pamomong  (pembimbing), yang mengarahkan perilaku dan perbuatan si manusia supaya selalu baik dan tidak mengarah pada kesulitan atau musibah.
Pendampingan para roh sedulur papat ini ada pada semua bidang kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya dalam bidang keilmuan batin spiritual. Kita sendiri juga dapat merasakan adanya ajaran-ajaran berupa ilham dan ide-ide yang mengalir di dalam pikiran kita. Begitu juga manusia yang hidup di negara maju. Mereka yang menjadi penemu, peneliti, atau pengembang suatu teori ilmiah, pengetahuan, ataupun peralatan modern dan canggih, mereka melakukannya bukan semata-mata berdasarkan kecerdasan otak mereka, tetapi terutama didasarkan pada kecerdasan mereka untuk mendayagunakan mengalirnya ide dan ilham di dalam pikiran mereka sebagai sumber inspirasi untuk ditindaklanjuti. Mereka tidak mempunyai pemahaman tentang roh sedulur papat, tetapi mereka telah mengimplementasikan kecerdasan batin mereka sebagai  Guru Sejati  dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Ketika masih dalam kondisi awam, roh para sedulur papat akan bersama-sama dengan kita dalam proses belajar (mereka juga ikut belajar). Dalam tahapan ini dipahami mereka adalah kawan seperjalanan kita. Tetapi perkembangan belajar mereka jauh lebih cepat daripada kita, karena secara roh mereka bisa mengetahui hal-hal yang secara fisik tidak bisa kita ketahui, dan dapat kemudian memberitahukan pengetahuan mereka kepada kita dalam bentuk ide-ide dan ilham atau penglihatan gaib yang mengalir dalam pikiran kita. Mereka mengerti seluk-beluk kehidupan kita, termasuk pekerjaan kita yang terkait dengan teori dan alat berteknologi tinggi atau pun teori-teori ilmiah tingkat tinggi. Karena itu bila kita aktif memperhatikan dan berkomunikasi dengan mereka, kita akan lebih mudah dalam mempelajari sesuatu apapun dalam kehidupan kita, ide dan ilham akan mengalir setiap saat dan kita tidak akan menemukan jalan buntu di dalam setiap permasalahan. Mereka akan aktif hadir di dalam perenungan-perenungan.

Roh kita sebagai Pancer, sebenarnya juga bersifat roh, sehingga juga dapat mengetahui hal-hal yang bersifat roh, tetapi secara duniawi roh Pancer ini terbelenggu dalam kehidupan biologis manusia, terbelenggu dalam sikap berpikir duniawi manusia, sehingga manusia tidak peka dengan hal-hal yang bersifat roh. Karena itu seringkali seseorang harus bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, harus bisa melepaskan belenggu keduniawiannya untuk bisa mendalami hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan. Jika tidak bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, maka dalam hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan, yang muncul adalah sifat-sifat ke-Aku-an, sok suci, sok beriman, sok tahu, sok benar, dan akan mudah terpancing rasa sentimen dan ego keAkuannya.

Aspek penting Guru Sejati hadir di dalam keilmuan kebatinan dan spiritual dengan penekanan pada usaha untuk mengenali siapa saja yang menjadi guru sejatinya dalam proses keilmuannya, supaya seseorang bertekun kepada gurunya itu untuk mendapatkan bimbingan yang mendalam. Dan ketika sudah tidak ada lagi suatu sosok yang dapat menjadi gurunya, maka roh sedulur papat akan menjadi pembimbingnya yang utama, yang memberinya ide dan ilham, penglihatan gaib, dan jawaban dari berbagai pertanyaan, dan menuntunnya pada pengetahuan yang lebih tinggi.

Inil adalah salah satu aspek penting dalam kebatinan jawa yang menekankan pengenalan pada roh sedulur papat, sehingga muncul konsep Sedulur Papat Kalima Pancer sebagai Guru Sejati, yang penekanannya adalah pada penyatuan interaksi antara seseorang (Pancer) dengan para roh sedulur papatnya. Dan bila saja para dewa berkenan sehingga seseorang memiliki suatu wahyu keilmuan / spiritual dalam dirinya, maka keberadaan wahyu itu akan melipatgandakan kemampuannya untuk mendapatkan pengetahuan yang berdimensi tinggi (termasuk pengetahuan yang bersifat teknologi duniawi).

Tidak selamanya dalam semua hal yang kita tekuni kita akan menemukan suatu sosok yang dapat mengajar atau membimbing kita. Aspek roh sedulur papat menjadi penting karena mereka selalu ada pada kita, dan apapun kebaikan dan kekuatan yang dimiliki oleh sedulur papat itu, efeknya akan selalu berimbas kepada kita, menjadi kebaikan dan kekuatan kita juga, karena mereka adalah bagian dari diri kita sendiri. Kekuatan mereka dan keyakinan kita pada kebersamaan mereka, akan mewujudkan suatu kekuatan batin tersendiri yang akan berguna dalam melandasi kemantapan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pengetahuan dan keilmuan yang didasarkan pada kesadaran akan kesejatian manusia akan dapat dengan lebih cepat berkembang dan meningkat, karena manusia yang menyadari kesejatiannya akan juga mengenal potensinya sebagai mahluk biologis dan sebagai mahluk roh. Pengetahuan yang tidak diketahui secara fisik manusia akan dapat diketahui secara roh. Dan apa yang dapat diketahui secara roh akan menunjang pengetahuan duniawi manusia.

Di bawah ini ada beberapa ajaran bila kita ingin menyampaikan sesuatu kepada mereka, para Sedulur Papat, beberapa contoh cara dan doa (amalan) untuk komunikasi dan mendekatkan diri kepada mereka. 
Misalnya kita akan melakukan sesuatu yang sifatnya penting bagi kita, kita dapat berkata kepada mereka, (mengucap dalam hati kepada mereka seolah-olah mereka ada di sekitar kita) :
Contoh 1 (kejawen) :  Marwati Kakang Kawah Adi Ari-Ari  …… (sebutkan nama anda)
                                kadhangku kang lahir bareng sedino lan
                                kadhangku kang lahir bareng sewengi               
                                Sang rojo bardah ingsun
                                Ingsun arso ……..  (sebutkan apa yang akan anda lakukan)
                                Ewang-ewangono ingsun.
Contoh 2 (umum) :     Saudara-saudara kembarku semua, bantulah saya dalam bekerja, sehingga
                                pekerjaan saya lancar dan benar. Kalau ada kesalahan, tolong beritahu saya.
Contoh 3 (umum) :     Saudara-saudara kembarku semua, bantulah saya. Niat saya pergi keluar kota.
                                Bantulah saya supaya tidak ada kecelakaan, kejahatan atau gangguan apapun di
                                jalan.
Contoh 4 (umum) :     Saudara-saudara kembarku semua, bantulah saya. Anak saya sedang sakit.
                    Bantulah saya, tunjukkan kepada saya di dalam mimpi, obat atau cara untuk
                                menyembuhkan anak saya.

Biasanya, cara mereka berkomunikasi dengan kita adalah dengan memberikan mimpi, atau rasa dan firasat tentang akan terjadinya sesuatu kejadian, atau ilham yang mengalir dalam pikiran kita. Rasa dan firasat seringkali muncul berupa perlambang rasa. 
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, apalagi dalam kehidupan modern ini, rasa dan firasat seringkali diabaikan. Namun bila seseorang memperhatikan rasa dan firasatnya, dia sendiri yang akan mendapatkan manfaatnya.
Misalnya, seseorang yang akan bepergian ke luar kota, karena merasa tidak enak hati kemudian membatalkan keberangkatannya. Ternyata kemudian dia mendapat berita bahwa kendaraan yang seharusnya ditumpanginya, mengalami kecelakaan. Untunglah dia tidak jadi berangkat. Apakah ini kebetulan saja?
Mungkin kita tidak akan terburu-buru berangkat kerja, walaupun sudah terlambat / kesiangan, seandainya saja sebelumnya kita tahu atau dapat merasakan bahwa pada hari itu ada anggota keluarga kita yang akan mengalami musibah.
Seringkali rasa dan firasat ini dianggap tahayul dan klenik, karena itu kita harus bisa membedakan sesuatu rasa, apakah itu hanya rasa biasa saja ataukah rasa yang merupakan suatu  pertanda  tentang sesuatu kejadian yang akan terjadi. Belajarlah peka terhadap bisikan-bisikan nurani, firasat, dsb. Jangan mengabaikan bisikan hati dan firasat, tetapi juga jangan mengada-ada, jangan melebih-lebihkan, jangan ber-ilusi.
Sesuai kondisi jaman sekarang, olah rasa dan firasat dapat dilakukan dengan cara sederhana tanpa harus banyak mengorbankan waktu dan aktivitas, seperti dalam tulisan :  Olah Rasa dan Kebatinan.
Sebagai pelengkap cerita sedulur papat dan laku prihatin dalam budaya jawa dapat dibaca di Laku Prihatin dan Tirakat.


 Keilmuan Sedulur Papat Kalima Pancer
Dalam kebatinan jawa, istilah roh sedulur papat lan kalima pancer  selalu disebutkan, karena pengertian itu melandasi kekuatan batin dan sukma manusia, yang bila diyakini dan diolah dengan mendalam akan menimbulkan suatu kegaiban dan kekuatan gaib yang berasal dari diri manusia sendiri, yang diolah melalui ketekunan kepercayaan dan penyelarasan hidup dan pemujaan kepada Gusti Allah. Termasuk ucapan yang dilandasi kekuatan dan keyakinan batin akan terjadi, maka itu akan benar terjadi, saking kersaning Allah. Orang yang sedemikian itu sering disebut ucapannya mandi (manjur / idu geni).
Tidak banyak yang mengetahui bahwa pengetahuan tentang Sedulur Papat Kalima Pancer, yang biasanya terkait dengan konsep kebatinan tentang  Manunggaling Kawula Lan GustiSangkan Paraning Dumadi,  Sukma Sejati, Guru Sejati, dsb, sebenarnya adalah puncak-puncak dari keilmuan kebatinan dan spiritual jawa, jauh sebelum datangnya agama Islam di pulau Jawa. Konsep-konsep tersebut adalah terminologi asli kejawen dan adalah hasil pencapaian kebatinan dan spiritual tokoh-tokoh kejawen, yang kemudian diajarkan kepada para pengikutnya, dan akhirnya berkembang menjadi ajaran kebatinan jawa atau menjadi aliran kepercayaan kerohanian kejawen.
Tetapi banyak orang yang kurang mengerti tentang Roh Sedulur Papat kemudian memberikan pandangan-pandangan lain, misalnya menyamakan artinya sebagai sifat-sifat tanah, air, api, dsb  dalam diri manusia. Atau juga dalam penyebaran agama Islam di tanah jawa dulu, sebagai tandingan dari ajaran kejawen dan untuk menghapuskan pengaruh ajaran Syech Siti Jenar yang telah diterima secara umum oleh masyarakat Jawa, roh sedulur papat sering disamakan sebagai empat jenis nafsu manusia ataupun disamakan dengan malaikat-malaikat pendamping manusia  (juga untuk keperluan penyebaran agama Islam, arti kata pusaka kalimasada dalam cerita pewayangan dibelokkan artinya menjadi kalimat syahadat (Wikipedia)).
Begitu juga dengan istilah kebatinan ajaran Manunggaling Kawula Lan Gusti, ajaran penghayatan penyatuan dan keselarasan manusia dengan Tuhan, adalah istilah di dalam kepercayaan kebatinan jawa dan menjadi tujuan dari laku penghayatan kepercayaan kejawen. Tetapi istilah itu menjadi populer setelah digunakan oleh Syech Siti Jenar dalam ajaran kebatinan Islam jawa, karena saat itu bertentangan dengan pendapat Sunan Kudus dan para Wali yang lain yang menganggap bahwa ajaran itu bukan murni ajaran Islam. Dalam hal ini Syech Siti Jenar sebagai seorang pemuka agama Islam dianggap telah mengajarkan ajaran yang bukan asli ajaran Islam, menyimpang dari ajaran Islam yang benar, dan dianggap sesat.
Tanpa bermaksud menyalahkan atau merendahkan pandangan-pandangan lain tersebut, Penulis hanya ingin mengingatkan bahwa konsep-konsep kejawen tersebut di atas adalah asli terminologi kebatinan jawa dan memiliki arti dan makna sendiri yang tidak dapat disamakan dengan arti dan makna dalam pandangan-pandangan lain tersebut. Jika pun dihubungkan dengan penghayatan kebatinan masyarakat Jawa, maka arti dan makna dalam konsep pandangan lain tersebut tidak akan sama dengan arti dan maknanya dalam konsep kejawen di masyarakat. Atau juga jika diterapkan dalam keilmuan kebatinan jawa, maka arti dan makna konsep dalam pandangan-pandangan lain tersebut sama sekali tidak berguna dan tidak akan membantu dalam keilmuan batin kejawen. Dengan demikian menjadi jelas bahwa konsep-konsep kejawen itu sama sekali tidak dapat disamakan atau digantikan dengan konsep-konsep dalam pandangan lain tersebut.

Memang tidak semua orang, termasuk yang mampu melihat gaib, mampu juga untuk melihat roh sedulur papat, karena dimensinya lebih halus dan lebih sulit dilihat daripada kuntilanak, gondoruwo atau pun dedemit lainnya atau roh-roh halus tingkat rendah lainnya yang biasa dilihat orang. Roh Saudara Kembar / Sedulur Papat menjadi sesuatu yang sulit untuk dilihat, sehingga seseorang yang sudah pernah melihat / bertemu dengan roh sedulur papat-nya seringkali dianggap sebagai suatu keberuntungan dan keistimewaan tersendiri.
Bahkan seringkali dikatakan, dalam hubungannya dengan keilmuan kebatinan jawa, bahwa ilmu seseorang sudah mencapai puncaknya apabila sudah dapat menemui wujud Guru Sejati, yang tidak lain adalah roh sedulur papat, yang wujudnya secara halus benar-benar mirip dengan orang yang bersangkutan. Tetapi sebenarnya itu barulah awal dari suatu tahapan penting yang harus dikembangkan lagi ke tingkat yang lebih tinggi. Hanya sekedar bisa melihat atau bertemu dengan roh sedulur papat tidak akan berarti apa-apa dan tidak akan memberi manfaat apa-apa. Manfaat akan didapatkan jika seseorang bisa mendayagunakan kesatuan roh sedulur papat dengan orang itu sendiri dalam setiap sisi kehidupannya.
Dalam tulisan-tulisan di halaman lain Penulis telah menuliskan hubungan sedulur papat dengan kemampuan seseorang dalam keilmuan batin / gaib (misalnya dalam tulisan  Olah Rasa dan KebatinanOlah Sukma dan Kebatinan  dan  Sukma Sejati ).  Namun seringkali para praktisi kebatinan, termasuk orang-orang yang mampu melihat gaib, tidak menyadari keberadaan roh sedulur papat dan tidak mampu melihatnya, sehingga tidak mempunyai pemahaman yang dalam tentang roh sedulur papat dan seringkali juga tidak dapat mendayagunakan kemampuan roh-roh itu atau mendayagunakan kombinasi kesatuan roh Sedulur Papat dan roh Pancer.
Pendayagunaan roh sedulur papat, selain secara keilmuan kebatinan, dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan memperhatikan semua pemberitahuan dari mereka yang berupa rasa dan firasat, ide dan ilham, penglihatan gaib dan jawaban dari berbagai pertanyaan dan permasalahan, atau menjadikannya sebagai suatu kekuatan batin dan sukma yang mendasari perbuatan-perbuatan, atau pada tingkatan yang lebih tinggi dapat mendayagunakannya sebagai suatu pribadi yang bisa diajak berpikir dan berkomunikasi seolah-olah mereka adalah sosok-sosok roh lain yang berdiri sendiri-sendiri.
Karena itu dalam doa dan amalan kejawen selalu disebutkan :
 Niat Ingsun .......................
 Saking kersaning Allah.

Artinya, dalam doa dan niat seseorang melakukan suatu perbuatan yang dianggap penting selalu disatukan dengan bantuan para sedulur papatnya menjadi satu kesatuan perbuatan bersama-sama, menjadi satu kebatinan yang lebih kuat dibandingkan jika hanya dilakukan dengan keinginan sendiri, sehingga hasilnya akan lebih baik dan pengaruhnya secara kebatinan dan kegaiban akan menjadi lebih kuat, walaupun ucapan: kakang kawah adi ari-ari, kadhangku kang lahir nunggal sedino lan kadhangku kang lahir nunggal sewengi, Ingsun arso …….. Ewang-ewangono ingsun ............. tidak selalu disebutkan, karena sugesti istilah Ingsun adalah mewakili kesatuan Sedulur Papat lan Kalima Pancer.

Tetapi doa dan amalan itu hanya akan berarti jika seseorang memiliki pemahaman dan kepercayaan tentang keberadaan roh sedulur papat dan kesatuan mereka dengan sukmanya. Tanpa itu doa-doa dan amalan itu tidak akan banyak memberi manfaat, walaupun sering diucapkan berulang-ulang atau pun diwirid sebagai suatu amalan ilmu. 

Penulis juga ingin meluruskan pandangan beberapa kalangan yang mengatakan bahwa roh sedulur papat kita mempunyai kekuatan gaib yang tinggi, sehingga kalau kita bisa mendayagunakannya sebagai khodam ilmu, maka ilmu kita akan ampuh, lebih ampuh daripada menggunakan khodam-khodam ilmu yang lain.
Di dalam halaman lain Penulis sudah menuliskan bahwa kekuatan sukma seseorang terutama adalah berasal dari kekuatan penghayatan kebatinan / spiritual seseorang semasa hidupnya (selain kebatinan / spiritual yang bersifat keilmuan, juga kekuatan dari penghayatan kebatinan / spiritual kerohanian dan keagamaan).
Ketika masih dalam kondisi awam, roh para sedulur papat akan bersama-sama dengan kita dalam proses belajar (mereka juga ikut belajar). Dalam tahapan ini dipahami mereka adalah kawan seperjalanan kita. Tetapi perkembangan belajar mereka jauh lebih cepat daripada kita, karena secara roh mereka bisa mengetahui hal-hal yang secara fisik tidak bisa kita ketahui, dan dapat kemudian memberitahukan pengetahuan mereka kepada kita dalam bentuk ide-ide dan ilham atau penglihatan gaib yang mengalir dalam pikiran kita. 
Sejalan dengan perkembangan kekuatan kebatinan dan spiritual kita, kekuatan gaib roh Pancer dan sedulur papat kita juga akan meningkat. Kekuatan roh Pancer dan Sedulur Papat kita secara satu kesatuan akan menjadi kekuatan sukma kita. Karena itu kekuatan gaib roh sedulur papat akan sejalan dengan perkembangan kekuatan kebatinan dan spiritual kita. Setelah kekuatan kebatinan kita kuat, dan kekuatan gaib sedulur papat kita juga kuat (karena sifatnya mengikuti kekuatan gaib roh Pancer), barulah kekuatan gaib dari para sedulur papat kita itu bisa menjadi "khodam" yang berkekuatan tinggi.
Dengan demikian bisa dimengerti bahwa secara umum kondisi Roh Pancer dan Sedulur Papat seseorang kekuatan gaibnya lemah (bahkan lebih lemah dibandingkan kuntilanak yang di alam gaib termasuk sebagai roh halus yang kekuatan gaibnya paling lemah). Setelah orang tersebut menempa kebatinannya (dengan keilmuan kebatinan atau kebatinan dalam keagamaan / ketuhanan) barulah kemudian kekuatan kebatinan (kekuatan sukma) seseorang menjadi kuat. Karena itu kebatinan dan spiritual orang itu harus ditempa terlebih dulu supaya mempunyai kekuatan yang tinggi, barulah roh sedulur papatnya mempunyai kekuatan gaib yang tinggi karena sifatnya mengikuti apa yang dilakukan oleh Pancernya.

Perhatian :
Seandainya selama anda membaca amalan dan doa atau membaca bagian-bagian tertentu tulisan di halaman ini atau pun di halaman lain anda merasakan bulu kuduk atau rambut kepala anda meremang, itu tidak apa-apa. Itu adalah reaksi dari roh pancer dan sedulur papat yang tersugesti oleh tulisan yang anda baca.
Atau jika anda merasakan adanya rasa berat di dada atau rasa tertekan / berdenyut / gerakan di ubun-ubun kepala setelah menghayati membaca tulisan-tulisan bertema kebatinan dan spiritual, itu juga tidak apa-apa. Itu adalah reaksi getaran dari cakra-cakra tubuh yang akan mempermudah anda jika berniat mempelajari kebatinan dan spiritual.
Tetapi jika anda terlalu khusyuk menghayati, sehingga kemudian anda merasakan bergetar kencang di seluruh tubuh, sebaiknya segera dihentikan, jangan sampai kemudian menjadi tidak terkendali dan roh anda merogoh sukma, lepas kontrol diluar kemauan anda. Sebaiknya jangan melakukan rogoh sukma tanpa bimbingan dan pendampingan seorang guru yang benar mengerti keilmuannya.

Di bawah ini adalah beberapa contoh amalan gaib kebatinan kejawen yang sudah umum dilakukan oleh mereka yang menggeluti dunia kesaktian atau kebatinan jawa yang kegaibannya berasal dari sukma (roh pancer dan sedulur papat) seseorang :

 1.

 Marwati Kakang Kawah Adi Ari-Ari  …… (sebutkan nama anda)
 Kadhangku kang lahir bareng sedino lan
 
Kadhangku kang lahir bareng sewengi
 Sang rojo bardah ingsun
 Ingsun arso ……..  (sebutkan apa yang akan anda lakukan / inginkan)
 Ewang-ewangono ingsun.


Amalan di atas tujuan sugestinya adalah untuk mengajak roh sedulur papat melakukan suatu perbuatan bersama-sama (perbuatan / pekerjaan yang dianggap penting), sehingga kegaibannya atau tingkat keberhasilannya menjadi lebih tinggi dibanding jika hanya dilakukan sendirian. Amalan tersebut di atas juga dapat dilakukan sebagai tambahan usaha untuk terkabulnya suatu keinginan khusus yang dilakukan dengan berpuasa weton untuk memperkuat kegaiban dari lakunya (baca : Laku Prihatin dan Tirakat).

 2.
 Sukma ingsun sukma sejati
 Sukma sejatining urip
 Urip sejatining manungsa
 Tiluhur tak usap dampal
 Di tengah puser udel
 Serbudi aptoroso diroso keno kuoso
 Ya Alloh kul goib kulo nyuwun ijin
 Ya Alloh kulo nyuwun kekuatan
 Ya Alloh kulo nyuwun kesaktian
 Ya Alloh kulo nyuwun kegaiban Ya Alloh kulo nyuwun ..............
 Mugi-mugi Alloh kul goib ngabulaken panyuwun kulo
 Hong wilaheng sekare bahwono langgeng (3x)

Amalan di atas tujuan sugestinya adalah untuk memohonkan terkabulnya suatu keinginan, selain permohonan kepada Tuhan, kegaiban sukma orang ybs juga akan membantu mewujudkan keinginan itu, tetapi secara umum sugesti di atas, yang bersifat kebatinan, akan dapat membangkitkan kemampuan kegaiban dan kebatinan seseorang, mengantarkan seseorang menjadi linuwih dan waskita secara kebatinan.

 3.
 Sun matek ajiku Lembu Sekilan
 Hawa, geni, banyu, angin lan lemah
 Kakang Kawah, Adi Ari-ari, Getih lan Puser
 Yo Aku Sang Ratu Jagad, Sang Ratu Berang Putih
 Dulur bathin, kanak bathin, Papat Kalima Pancer

 (paling sedikit dibaca 3x, masing-masing dengan menahan nafas).

Amalan di atas tujuan sugestinya adalah untuk kekuatan badan, kekuatan pukulan dan kekuatan menahan pukulan (tahan pukul). Sugestinya adalah untuk menjadikan tubuh padat dengan energi dan energinya juga tebal mengisi dan melindungi si manusia ybs.

Amalan kebatinan di atas sugestinya adalah untuk menggerakkan kekuatan sukma pelakunya. Kekuatan gaibnya berasal dari energi kanuragan dan tenaga dalam, energi kekuatan alam dan kekuatan roh dan kebatinan si manusia ybs, yang semuanya menyatu menjadi kekuatan sukma.

Dalam mewirid amalan di atas dilakukan sambil menahan nafas dan badan / tangan dikeraskan (atau dengan membuat gerakan-gerakan untuk kekuatan badan dan pukulan). Jika penghayatan anda benar, anda akan dapat merasakan bulu kuduk atau seluruh tubuh anda meremang yang adalah reaksi dari roh pancer dan sedulur papat anda yang tersugesti oleh amalan gaib anda, sesudahnya anda akan merasakan tubuh anda segar bertenaga.

Cara di atas baik untuk menyatukan semua energi yang pernah dihimpun, baik energi dari kekuatan kebatinan, energi dari kanuragan dan tenaga dalam atau energi hasil olahan meditasi dan energi atau dari hasil penghayatan kebatinan dalam keagamaan, disatukan dengan kekuatan sugesti kebatinan, menyatu menjadi kekuatan sukma.

 4.
 Watu tego banyu pertiwi
 Wesi tego banyu pertiwi
 Kayu tego banyu pertiwi
 Tanpo nyowo tanpo sukmo
 Lipa lipuk empuk dadi kapuk
 Santek pandelong landawek landawed

 (paling sedikit dibaca 3x, masing-masing dengan menahan nafas).

Amalan di atas tujuan sugestinya adalah untuk kekuatan tangan, misalnya untuk meremas atau membengkokkan sebuah benda, benda yang semula keras akan menjadi lebih lunak. Dalam mewirid amalan di atas dilakukan sambil menahan nafas dan tangan mengepal dikeraskan. Dalam mempraktekkannya, sambil menahan nafas amalan itu dibaca, sesudahnya ketika meremas sebuah benda nafas dihembuskan kencang lewat hidung sambil mengalirkan tenaga ke tangan.



Amalan-amalan kebatinan jawa di atas adalah bersifat kebatinan, karena itu dalam mengamalkannya juga harus dengan sugesti kebatinan, sugestinya diucapkan di dalam hati dan ditujukan ke dalam diri sendiri, untuk membangkitkan inner power, yaitu kekuatan roh / sukma.

Amalan-amalan kebatinan jawa di atas akan baik sekali jika diwirid dalam keadaan berpuasa dan dilakukan secara rutin untuk menjaga supaya kegaibannya tidak melemah. Jika anda juga mempunyai khodam pendamping, keberadaannya akan menambah kekuatan kegaiban anda.



 Sukma Sedulur Papat yang Terpisah
Dalam kesempatan ini Penulis ingin mengungkapkan suatu rahasia yang jarang sekali orang mengetahui, termasuk para pelaku dan praktisi kebatinan sekalipun, yaitu tentang terpisahnya 2 roh sedulur papat. Awalnya pengetahuan ini Penulis dapatkan dari seorang teman bernama Puntadewa, yang kemudian Penulis pelajari sendiri, sehingga kemudian Penulis dapat menemukan kebenarannya dan mengembangkannya menjadi pengetahuan yang lebih lengkap. Terima kasih Punta !
Semasa manusia masih hidup, roh / sukma manusia terdiri dari Pancer dan Para Sedulur Papat, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh menyatu, mereka terpisah. Setelah si manusia meninggal, Pancer dan para Sedulur Papat menyatu menjadi satu, membentuk satu sukma roh manusia dan berpindah dari jasadnya semula ke alam gaib, yang kemudian disebut arwah. 
Sedulur papat kita itu mempunyai sebutan Kakang Kawah (paling tua), Adi Ari-ari (paling muda), Getih (darah), dan Pusar, sedangkan kita sendiri disebut Pancer. Artinya, para sedulur kita itu keberadaannya mengikuti kita sebagai Pancer.  Jadi sudah seharusnyalah semua sedulur papat kita itu menyatu bersama kita yang adalah pancer.
Kenyataannya, ada 2 sedulur kita yang tidak bersama kita, yaitu Kakang Kawah dan Adi Ari-ari. Mereka berada di tempat ari-ari kita berada (atau di makam ari-ari bila ari-ari kita dulu dimakamkan). Artinya sedulur yang bersama dengan kita hanya 2, bukan 4. Sedulur yang bersama kita adalah Getih dan Pusar, yang terpisah adalah Kakang Kawah dan Adi Ari-ari.
Secara alami keberadaan roh sedulur papat yang bersama kita posisinya menyatu, sehingga akan tampak sebagai 1 sosok gaib yang mirip dengan kita. Bila kita mampu melihat sosok roh sedulur papat dan mampu memecah mereka, maka yang akan tampak hanyalah 2 sosok gaib yang mirip dengan kita, bukan 4.
Secara alami, ke 2 saudara yang terpisah tersebut akan menyatu dengan pancer pada saat seseorang meninggal dunia. Artinya, ke 2 saudara tersebut akan menyatu dengan 2 saudara lain yang sudah bersama pancer, kemudian mereka bersama-sama menyatu dengan pancer sehingga menjadi satu sukma (sukma / roh orang yang sudah meninggal). 
Dengan kata lain, pada saat seseorang masih hidup di dunia, di dalam tubuhnya ada 3 roh yang menjadi satu kesatuan, yaitu Pancer dan 2 Sedulur (Getih dan Pusar). Setelah orang tersebut meninggal dunia, maka roh Kakang Kawah dan Adi Ari-ari akan datang menyatu dengan roh orang tersebut, sehingga menjadi satu kesatuan roh Pancer dan Sedulur Papat, yang kemudian disebut arwah.
Sekalipun mereka terpisah, tetapi sebenarnya mereka selalu melakukan kontak batin (komunikasi). Kita sendiri dapat merasakannya bila kita mengerti. Kita akan mendapatkan sinyal dari sedulur yang terpisah tersebut biasanya melalui mimpi. Kerap terjadi di dalam mimpi kita, suasananya adalah seperti kita ada di masa lalu atau masa kecil atau kita bertemu dengan orang-orang yang kita kenal pada masa lalu. Ini adalah memori yang dikirimkan oleh roh sedulur papat tersebut. Bila di dalam mimpi tersebut kita bertemu dengan orang-orang tua yang tidak kita kenal, mungkin itu adalah pemberitahuan bahwa ada roh leluhur kita yang mengunjungi kita, atau adanya roh leluhur yang datang mengunjungi roh sedulur kita yang terpisah itu. 
Satu hal yang harus lebih kita perhatikan adalah bila kita sering sekali bermimpi buruk bertemu atau dikejar-kejar setan. Seringkali ini bukanlah mimpi biasa, tetapi merupakan sinyal pemberitahuan bahwa kita atau roh kita yang terpisah itu sedang diganggu oleh suatu sosok mahluk halus.

Penyatuan ke lima roh tersebut di atas (Pancer dan Sedulur Papat) dapat dilakukan tanpa harus menunggu seseorang meninggal dunia terlebih dahulu. Namun diperlukan suatu proses ritual tertentu untuk mengembalikan 2 sedulur kita yang terpisah itu agar bisa menyatu kembali dengan kita. Ketika 2 sedulur kita yang terpisah itu sudah menyatu kembali dengan kita, bila penyatuan itu terjadi pada saat kita sadar (tidak dalam kondisi tidur) awalnya biasanya kita akan merasakan kepala terasa pusing dan berat, tetapi hanya sebentar, sesudah itu kita akan merasa lebih sehat dan tubuh terasa lebih padat bertenaga. Rasa pusing dan berat di kepala itu adalah karena tubuh kita ketambahan energi dari menyatunya roh sedulur papat tersebut yang semula terpisah. Ritual ini perlu dilakukan, terutama untuk mereka yang tubuhnya lemah atau sering sakit-sakitan dan yang sering sekali bermimpi buruk bertemu atau dikejar-kejar setan. 
Sudah umum bila anak-anak kerap menangis rewel atau sakit demam / panas. Bila sakitnya dimulai pada hari Selasa atau malam Selasa, atau pada hari weton kelahirannya, bisa jadi sakitnya bukanlah sakit biasa. Mungkin saja sakitnya itu disebabkan oleh adanya gangguan gaib atau sebab lain yang berhubungan dengan gaib. Bisa juga sakitnya disebabkan oleh sukmanya yang sedang lemah. Bisa dicoba mengobatinya dengan sarana bunga kantil atau kenanga atau melati putih (yang merupakan unsur dari kembang telon). Caranya adalah dengan mendekatkan bunga tersebut ke hidung si anak (ketika sedang tidur), sehingga si anak bisa mencium bau harum bunga tersebut. Cara lainnya adalah dengan pembersihan gaib menggunakan kekuatan gaib dari pusaka, jimat atau benda-benda bertuah lain (baca: Benda-benda Bertuah Lain dan Pembersihan Gaib 1).
Kondisi seseorang atau anak kecil yang mudah sakit-sakitan, mungkin saja sakitnya itu tidak berasal dari lemahnya kondisi tubuhnya. Penulis beberapa kali mendapati seseorang yang kondisi tubuhnya mudah sakit-sakitan yang ternyata asalnya adalah dari kondisi sukmanya yang terganggu. Ke 2 sukma sedulur-nya yang terpisah ternyata disandera dan disakiti oleh sejenis mahluk jin. Setiap siksaan itu terjadi, maka orang tersebut akan jatuh sakit atau merasakan tubuhnya sakit. Setelah ke 2 sukma tersebut berhasil dibebaskan, ditarik dan disatukan ke dalam tubuhnya, kondisinya berangsur membaik. Jauh lebih baik daripada sebelumnya.

Secara medis kita akan menilai kondisi kesehatan tubuh kita secara medis.
Tetapi secara kebatinan dan spiritual dimengerti bahwa kondisi kesehatan kita bukan hanya semata-mata yang bersifat medis, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi sukma dan kegaiban lain.

Secara umum kondisi sukma manusia adalah lemah, bahkan masih lebih lemah dibanding sosok kuntilanak yang di alam gaib termasuk jenis yang paling lemah, sehingga sekuat apapun fisiknya, orang akan mudah untuk dipengaruhi atau diserang secara gaib, juga gampang mengalami kesambet. Sukma itu akan kuat jika orang itu menjalankan laku yang efeknya memperkuat sukma.

Kondisi sukma yang lemah pada anak-anak akan menyebabkannya sering sakit panas, terutama pada hari Selasa atau malam Selasa dan pada hari weton kelahirannya. Di Jawa, pada masyarakat yang masih memahami kejawen, kondisi ini sudah dimengerti bahwa sakit anak itu bukanlah sakit biasa, bisa jadi sakitnya adalah karena sukmanya yang lemah atau sakitnya karena ada gangguan mahluk halus.

Kondisi sukma yang lemah pada orang dewasa biasanya tidak menyebabkannya sering sakit panas. Tetapi jika orang dewasa sering merasakan badannya demam meriang atau tubuhnya sakit-sakit, apalagi sering terjadi pada hari weton kelahirannya, jika sakitnya adalah karena unsur kegaiban, kemungkinan besar penyebabnya adalah kondisi sedulur papatnya yang disandera / disakiti oleh mahluk halus lain. Jika ini yang terjadi maka harus diupayakan pembersihan gaib untuk membebaskan roh sedulur papatnya tersebut dan menyatukannya kembali kepada dirinya.

Dalam masyarakat Jawa ada kepercayaan dan tradisi melakukan semacam ritual, puasa dan doa dan memberi sesaji untuk sedulur papat, misalnya ritual wetonan, dengan sesaji bubur merah-putih, atau jajan pasar, mandi kembang, atau memberi kembang di makam ari-ari anak, dsb. Tradisi ini baik sekali bila dilakukan, supaya sukma orang yang bersangkutan terpelihara, sehat secara kejiwaan, sehat tubuhnya tidak mudah sakit-sakitan, dan lancar dalam segala urusannya. Tetapi ritual ini masih belum dapat mengembalikan sedulur papat yang terpisah tersebut di atas.

Bagi yang ingin mencoba sendiri ritual mengembalikan 2 roh sedulur yang terpisah tersebut dapat dicoba cara sederhana berikut. Cara ini bisa untuk diri sendiri ataupun untuk anak kita. 1. Misalnya ritual ditujukan untuk sedulur papat kita yang lahir pada hari Kamis Pahing, sebagai berikut : Pada malam hari weton kelahiran kita (Rabu malam), siapkan sesaji kembang tujuh rupa. Dengan dasar daun pisang, letakkan di atas piring atau mangkok (jangan piring / mangkok plastik atau kaleng). Piring ini terbaik diletakkan di makam ari-ari kita, tetapi bisa juga di kamar kita sendiri dekat dengan tempat kita tidur, sambil kita berdoa niat ditujukan kepada ari-ari atau roh kita :
(sebaiknya doa niat ini dibacakan beberapa kali untuk menguatkan sugesti kita)

  " Para saudara kembar sedulur papat-ku yang terpisah,
    dengan puasa dan doa ini saya bermaksud mengundang kamu semua untuk kembali kepada saya,
    kembali menyatu dengan sukma saya,
    supaya kembali satu menjadi sempurna seperti yang seharusnya.
    Saking kersaning Allah ".

Tambahkan juga doa sugesti : " Beritahukanlah juga kepada saya di dalam mimpi ".


2. Misalnya ritual ditujukan untuk sedulur papat anak kita yang lahir pada hari Kamis Pahing, sebagai berikut :

Pada malam hari weton kelahirannya (Rabu malam), siapkan sesaji kembang tujuh rupa. Dengan dasar daun pisang, letakkan di atas piring atau mangkok (jangan piring / mangkok plastik atau kaleng). Piring ini terbaik diletakkan di makam ari-arinya, tetapi bisa juga di kamarnya dekat dengan tempat tidurnya, sambil kita berdoa niat ditujukan kepada ari-ari atau roh anak itu :
(sebaiknya doa niat ini dibacakan beberapa kali untuk menguatkan sugesti kita)

  " Para saudara kembar sedulur papat anakku yang terpisah,
    dengan puasa dan doa ini saya bermaksud mengundang kamu semua untuk kembali kepada anak saya,
    kembali menyatu dengan sukmanya,
    supaya kembali satu menjadi sempurna seperti yang seharusnya.
    Saking kersaning Allah "
. Tambahkan juga doa sugesti : " Beritahukanlah juga kepada saya di dalam mimpi ".


Selama hari weton Kamis Pahing itu kita berpuasa penuh sehari semalam (dimulai hari Rabu jam 5 sore sampai hari Kamis jam 5 sore) dan berdoa untuk menguatkan sugesti permohonan kita. Untuk kesempurnaan penyatuan roh-roh sedulur papat dan pancer, setelah selesainya proses ritual tersebut kita melakukan mandi kembang telon atau kembang tujuh rupa (jika ritual itu untuk anak kita, maka anak kita yang dimandikan kembang).
Biasanya kita akan mendapatkan tanda tentang keberhasilan atau pun halangan yang ada dalam penyatuan tersebut di dalam mimpi kita. Mudah-mudahan kita tidak lupa dengan isi mimpi kita itu dan dapat menerjemahkan maksudnya. Seandainya pun kita tidak mendapatkan tandanya lewat mimpi, atau kita lupa dengan isi mimpi kita, kita dapat memperkirakan berhasil / tidaknya usaha kita itu dengan memperhatikan efek perubahan pada diri kita (atau pada anak kita).

Dalam hal roh sedulur papat yang terpisah tersebut ternyata disandera oleh roh halus lain, sehingga tidak dapat melepaskan dirinya untuk menyatu dengan sukma pancernya, maka diperlukan kekuatan gaib lain yang lebih kuat, misalnya menggunakan kekuatan gaib dari pusaka, jimat atau benda-benda bertuah lain atau khodam pendamping, untuk melepaskan mereka dari penyanderaan  (baca: Benda-benda Bertuah Lain) , atau bisa juga kita mencari petunjuk dengan cara seperti dalam tulisan  Ilmu Tayuh / Menayuh Keris.

(Mengenai laku-laku puasa dan sifat perhitungan hari menurut kalender jawa dapat dibaca di :  Laku Prihatin dan Tirakat ).



---------------------------

                       www.nur-maunah.blogspot.com



  >>>  Aku dan Guru Sejati

 
Silakan kirimkan via email ke:  hikmatul.ilmi@gmail.com   untuk menyampaikan pendapat / komentar dan cerita-cerita atau pengalaman anda untuk dapat dimuat di forum ini.